Sunday 20 July 2014

Kisah Wanita yang Keluarganya Tewas di Dua Penerbangan MAS


Setelah kakaknya menjadi korban MH370, kini putri tirinya korban MH17.

VIVAnews - Duka belum juga sepenuhnya hilang dari hati seorang perempuan asal Queesland, Australia, Kaylene Mann, ketika kakaknya dinyatakan termasuk salah satu penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret lalu. Kini, kesedihan kembali menerpa Mann, ketika dia mengetahui putri tirinya, Marie Rizk, tewas dalam penerbangan MAS MH17 pada Kamis 17 Juli 2014. 

Dilansir dari laman Dailymail, Sabtu 19 Juli 2014, Mann benar-benar tidak habis pikir mengapa hal itu bisa menimpa keluarganya. Kakak Mann, Rod Burrows dan kakak iparnya, Marry Burrows turut menjadi penumpang MH370 yang hingga kini keberadaan pesawatnya masih belum diketahui. 

Sementara pada Jumat kemarin, Mann begitu terkejut ketika mengetahui Rizk turut menjadi satu dari 297 korban tewas MH17. 

"Hal ini hanya kembali membawa kenangan buruk bagi semua orang. Semua memori itu seolah-olah kembali datang. Ini semua, mencabik-cabik kembali hati kami," ujar kakak Mann, Greg Burrow, terisak-isak sambil menghapus air matanya. 

Burrows dan keluarga kini tengah mencoba tabah dan memahami mengapa keluarganya bisa terkena musibah di dua kejadian berbeda, namun saat menumpang maskapai yang sama. 

"Dia baru saja kehilangan seorang kakak dan sekarang seorang putri tiri," imbuh Burrow. Dia ingin melanjutkan kalimatnya, namun tak sanggup karena masih bersedih.

Kendati beberapa anggota keluarga tewas dalam dua penerbangan MAS, namun Burrow tidak menyalahkah maskapai asal negeri Jiran itu. Menurut Burrow, itu semua sudah menjadi suratan takdir. 

"Tidak ada seseorang yang dapat memprediksi bahwa pesawatnya akan ditembak jatuh. Ini semua di luar kendali mereka," ungkap Burrow.

Rizk diketahui menikah dengan pria asal Melbourne, Albert dan menumpang MAS dari Amsterdam setelah menghabiskan liburan di Eropa selama empat minggu. Menurut Presiden klub sepak bola Sunburry--klub di mana Rizk kerap terlibat-- Phil Lithgow, keluarga Rizk sangat baik. 

Lithgow mengatakan Albert yang bekerja sebagai agen perumahan real estate, merupakan bagian dari komite klub sepak bola itu. Sementara putra mereka, James, turut bermain di dalam klub. 

"Mereka merupakan orang yang baik. Anda tidak akan mendengar pendapat yang buruk mengenai mereka. Mereka sangat dermawan dengan bergabung ke beberapa komunitas," ungkap Lithgow. 

Keluarga itu, lanjut Lithgow, juga senang menghibur orang. Untuk mengenang Rizk dan Albert, anggota klub Sunburry mengenakan armband berwarna hitam dan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan dimulai Sabtu kemarin.  (umi)


© VIVA.co.id