Dua pekerja bantuan internasional mengatakan sedikitnya 30 warga Islam
Rohingya tewas dalan bentrokan di negara bagian Rakhine, Myanmar.Kepada BBC,
keduanya -yang mendapat akses ke kawasan konflik itu- mengatakan menemukan
bukti-bukti tentang pembunuhan massal.
Kelompok hak
asasi manusia, Fortify Rights, mengatakan bahwa rangkaian serangan kekerasan
itu berlangsung selama lima hari.
Pemerintah Klik
Myanmar dan pejabat setempat membantah keras pembunuhan massal
tersebut.
Berita
tentang pembunuhan massal ini muncul setelah maraknya bentrokan antara warga
Rohingya dan polisi di Maungdaw bulan lalu.
Ketegangan
semakin meningkat setelah seorang polisi dilaporkan hilang dan diduga mati
dibunuh.
Laporan-laporan
menyebutkan umat Buddha yang mendapat bantuan polisi melakukan aksi balas
dendam di desa Du Char Yar Tan dan sekitarnya.
Kepala bantuan kemanusiaan PBB, Valerie Amos, sudah mendesak pemerintah Myanmar untuk mengizinkan pekerja bantuan memasuki Rakhine dan meminta penyelidikan yang independen atas dugaan itu.
Sedikitnya 200 orang meninggal dan puluhan ribu mengungsi akibat Klik kekerasan antara umat Buddha dan Islam di negara bagian Rakhine sejak tahun 2012.
Orang Rohingya yang beragama Islam tidak dianggap pemerintah sebagai warga negara dan Klik banyak dari mereka yang mengungsi, antara lain ke Malaysia, Indonesia, maupun Bangladesh.
Add caption |
No comments:
Post a Comment