Mencuci tangan adalah suatu kebiasaan yang sebaiknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Penelitian dalam dan luar negeri membuktikan bahwa mencuci tangan dapat mengurangi risiko infeksi kuman penyebab berbagai macam penyakit. Inilah mengapa beberapa tahun terakhir banyak sekali gerakan"Ayo MencuciTangan" yang disponsori oleh berbagai produk sabun kesehatan. Pada umumnya, aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan air serta sabun. Membasahi tangan dengan air, mengaplikasikan sabun, menggosok tangan hingga sela-selajari, dan melakukannya antara 10-15 detik adalah cara ideal untuk mencuci tangan dengan baik dan benar demi mendapatkan kebersihan maksimal.
Seiring berjalannya waktu, industry kesehatan menemukan alternatif lain yang lebih praktis untuk mensterilkan tangan, yaitu dengan hand sanitizer. Hand sanitizer adalah cairan pembersih tangan tanpa bilas yang mengandung alkohol minimal 60%. Cairan anti septic ini biasanya digunakan sebagai pengganti air dan sabun saat berada di tempat umum, sekolah, atau piknik di luar rumah. Mempertimbangkan kepraktisan yang ditawarkan, banyak orang tua yang beralih ke hand sanitizer dari pada harus repot-repot membawa anaknya ke depan wastafel untuk mencuci tangan. Namun, apakah cairan anti kuman ini benar-benar mampu menggantikan fungsi air dan sabun sebagai perangkat cuci tangan konvensional?
Mencuci tangan dengan air plus sabun dan menggunakan hand sanitizer ternyata sama-sama baiknya. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang bisa Anda simak pada ulasan singkat berikut.
Mencuci tangan dengan air
Menurut Centers for Disease Control di Amerika Serikat, mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara terbaik untuk mengurangi jumlah kuman di tangan. Apalagi jika kotoran di tangan Anda dan si kecil benar-benar terlihat, lebih baik cucilah tangan dengan cara biasa (bukan hand sanitizer). Hand sanitizer memang terbukti efektif mengurangi jumlah kuman pada tangan, tapi tidak membersihkan semua mikro organism berbahaya yang ada. Seandainya pun harus menggunakan hand sanitizer karena ketiadaan air, pilihlah yang mengandung alkohol minimal 60%.
Masalah yang timbul saat menjalankan ritual cuci tangan adalah anak-anak sering teburu-buru saat melakukan aktivitas ini. Padahal, ahli kesehatan menyarankan untuk menggosok tangan dengan sabun antara 10-15 detik. Walaupun kelihatannya sebentar, 15 detik adalah waktu yang membosankan untuk hanya berdiam di depan wastafel.
Hand sanitizer
Hand sanitizer memiliki kelebihan pada tingkat kenyamanan, terutama bagi orang tua. Saat harus mengganti popok si kecil di tempat umum dan tak ada air serta sabun untuk membasuh tangan, hand sanitizer bisa menjadi dewa penolong. Belum lagi kandungan moisturizer yang akan menjaga tangan Anda tetap halus dan lembut setelah pemakaian.
Namun dibalik semua kelebihan itu, penggunaan cairan pembersih tangan ini bisa sangat berbahaya bagi anak-anak. Beberapa kasus yang pernah terjadi, anak-anak keracunan hand sanitizer karena mereka tergoda untuk menjilatnya. Padahal, kandungan alkohol di dalamnya sangat tinggi yakni di atas 60%. Artinya, penggunaan hand sanitizer pada anak harus dalam pengawasan orang dewasa. Pastikan sanitizer benar-benar kering dan menguap dari tangan buah hati sebelum ia menyentuh apapun, terutama makanan.
http://id.she.yahoo.com/cuci-tangan-vs-hand-sanitizer-mana-yang-lebih-092926351.html
No comments:
Post a Comment