Friday, 24 January 2014

Banjir di Jakarta Disebabkan Kesalahan Tata Ruang


Jakarta - Menanggapi banjir yang menimpa kota Jakarta, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar diskusi dan konferensi pers dengan tema "Skenario Mengatasi Banjir Jakarta" pada Kamis, 23 Januari 2013 di Media Center LIPI, Gedung Sasana Widya Sarwono, Jakarta.
Menurut Prof. Dr. Jan Sopaheluwakan, inti dari bencana banjir di Jakarta adalah pada pengelolaan kepadatan tata ruang. Kondisi alam Jakarta sudah mengatur untuk memiliki dua area, yaitu ruang hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan ruang biru sebagai tempat penampungan air.
"Saat ini kondisi alamiah tersebut sudah ditutupi oleh bangunan. Bahkan sampai pinggir pantai pun sudah ditutupi bangunan," tambah Jan.
Drs. Fakhrudin, M.Si dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI mengatakan bahwa konsep zero run-off untuk pengendalian banjir dengan skema penyerapan air melalui sumur resapan dan penampungan air lewat kolam atau danau buatan ini sesuai dengan kondisi tanah di Jakarta. Wilayah Selatan Jakarta dapat menjadi daerah resapan air dan kawasan utara sebagai tampungan genangan air.
"Intinya adalah bagaimana air di daerah terbangun seperti perumahan dan perkantoran bisa tertahan sebelum masuk ke selokan dan dipenuhi sampah" tutur Fakhrudin yang juga menjadi pembicara pada konferensi pers LIPI.
Selain masalah tata ruang, ada juga hal yang secara tidak langsung tidak disadari oleh penduduk yakni adanya penurunan tanah yang lambat karena kondisi geologis. Penyedotan air tanah menjadi faktor utama dari terjadinya penurunan tanah.
Menurut Jan, penurunan ini membuat sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta menjadi dangkal, sehingga endapan kasar berada di tengah dan berpengaruh pada drainase yang kecil dan dipenuhi sampah.
"Harus ada rekayasa ruang lagi yang mengatur sesuai kondisi alam yang menghendaki demikian," kata dia.

Penulis: Meissa Putri/FMB

No comments: