Wednesday 2 September 2009

Obama Akui Besarnya Peran Umat Muslim Amerika


VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menegaskan kontribusi warga muslim Amerika bagi kemajuan negeri Paman Sam. Bagi Obama, komunitas muslim telah memperkaya budaya Amerika.

Demikian ungkap Obama dalam acara buka puasa (Iftar) bersama di Gedung Putih, Washington DC, Selasa malam 1 September 2009 (Rabu pagi WIB). Acara itu dihadiri para tokoh Muslim Amerika, sejumlah politisi, dan beberapa duta besar (Dubes) negara-negara sahabat, termasuk Dubes Indonesia, Sudjadnan Parnohadiningrat.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi ABC, dalam acara di ruang State Dining Room, Obama menjelaskan bahwa kontribusi umat Muslim bagi Amerika Serikat terlalu banyak untuk bisa dikatalogkan. "Muslim Amerika sukses dalam bidang bisnis dan hiburan, seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dan kedokteran. Melebihi itu semua, mereka merupakan orang tua yang berhasil, tetangga yang baik, dan warga negara yang aktif," kata presiden yang baru merayakan ulang tahun ke-48 pada Agustus lalu.
Obama memberikan penghormatan khusus bagi Kareem Khan, yang berkorban karena tewas dalam tugas di Irak; Nashala Hearn, yang berhasil memperjuangkan penggunaan hijab di sekolah; Bilqis Abdul-Qaadir yang memegang rekor skor terbanyak sebagai pemain basket SMA di Massachusetts.
Obama pun memuji petinju legendaris Muhammad Ali, yang disebut sebagai "pria bermartabat, tenang, dan terus berjuang untuk memperjuangkan semua hal yang dia yakini". Sayang, Muhammad Ali sendiri tidak bisa hadir dalam jamuan buka puasa tersebut.

Obama mengatakan, tradisi buka puasa di Gedung Putih ini merupakan tradisi mantan Presiden George Bush yang menyelenggarakan delapan kali iftar di Gedung Putih. Itu merupakan bagian dari upaya Bush untuk mengungkapkan bahwa Amerika tidak berperang melawan Islam, tetapi melawan kalangan ekstrim.

Obama juga memiliki anggota keluarga beragama Islam, serta pernah menghabiskan masa kecil di Indonesia di mana dia mempelajari agama Kristen dan Islam di sekolah.

No comments: