Sunday 14 August 2011

Nazarudin Benci Tapi Rindu (2 habis)


Serangan bertubi-tubi yang dilakukan Nazarudin dari persembunyiannya membuat masyarakat percaya, paling tidak sebagian, kepadanya. Disatu sisi masyarakat membenci ulah Nazarudin yang mencuri uang rakyat tetapi disisi lain masyarakat juga ingin melindunginya. Perasaan ingin melindungi ini kemudian menimbulkan rasa empati dan simpati baginya. Pertanyaannya “anehkah seorang koruptor mendapat kehormatan dari bangsanya sendiri karena ia telah bertindak sebagai Mr. Blower?”

Kedatangan Nazarudin setelah 81 hari bersembunyi (23 Mei 2011 – 7 Agustus 2011) di 3 benua 8 negara (Singapura, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Spanyol, Amerika Serikat, Dominika dan Kolombia) sudah pasti membuat stress berat bagi mereka yang terlibat.

Presiden SBY sudah tentu deg-degan, harap-harap cemas, bagaimana kalo benar Anas dan petinggi Demokrat lainnya terlibat,bagaimana dengan Ibas?, bagaimana nasib Partai Demokrat? mampukah ia mempertahankan kredibilitasnya?

Selama ini mereka selalu menyatakan “siap” menjelaskan segala sesuatunya tentang tuduhan Nazarudin di KPK atau di pengadilan, bila diperlukan. Mereka juga sering meminta Nazarudin pulang untuk menjelaskan dan membuktikan tuduhannya secara terbuka di pengadilan. Tak kurang Presiden SBY sendiri secara resmi meminta dan memerintahkan Kapolri untuk segera menangkap dan memulangkan Nazaruddin.

Walaupun demikian Nazar selalu menolak untuk pulang dengan alasan KPK telah berkonspirasi dengan Anas Urbainingrum untuk mengorbankannya seorang diri.
Adanya antagonisme ini telah membuat sebagian orang yakin dengan ucapan Nazarudin dan sebagiannya lagi meragukannya. Entahlah mana yang benar. Yang pasti karena masyarakat trauma dengan kasus-kasus sebelumnya, kini mereka sulit percaya dengan aparat penegak hokum. Masyarakat sulit membedakan pernyataan orang bohong dengan pernyataan orang jujur. Bahkan pernyataan Presiden sekalipun tidak dipercaya.

Inilah zaman yang harus ditempuh oleh bangsa Indonesia, suatu zaman dimana rakyat sulit memberikan kepercayaan kepada pemimpin2nya. Suatu zaman dimana orang sulit membedakan orang jujur dengan pecundang.

Bahayanya jelas sekali, jika keadaan ini terus menerus berlangsung maka kita tinggal menunggu waktu, cepat atau lambat, bangsa ini akan bubar dan pecah berkeping-keping menjadi kesatuan-kesatuan kecil. Dan nama Indonesai pada akhirnya hanya akan menjadi dongeng dan kenangan.

Kini Nazarudin telah kembali ke Indonesia dan ditahan oleh KPK, lembaga harapan sebagai benteng terakhir keadilan dan kepercayaan, namun pertanyaannya adalah “sanggupkah KPK memerlakukan Nazaruddin secara benar, adil, berani dan transparan sebagaimana harapan semua orang”?
Sungguh penanganan dan pengadilan buat Nazarudin benar2 menjadi barometer penegakan hukum di Indonesia. Mudah2an keputusan buat Nazaruddin bisa dipercayai. (ary@sosman)

2 comments:

Fuji said...

Nazarudin kini namamu kian populer, Saya yakin kau benar tentang keterlibatan orang2 yang kau sebut. Mengapa sy yakin? karena perbuatanmu itu adalah hal yg biasa di Indonesia ini. Sy yakin partai lain juga demikian, semua gubernur, bupati, menteri dsb melakukan hal yang sama. Jadi Engkau Nazarudin harus tertangkap, pasti karena beberapa hal:
1. Ada orang yg tidak kebagian fee lalu meradang dan membocorkannya
2. Ada kemungkinan juga motiv poltik
3. Ada kesemberonoan dan atau ketidak hati-hatian administrasi
4. Mungkin ada orang balas dendam

Indra said...

Nazar, Apapun yang kau lakukan untuk membela diri tidak akan mengubah statusmu dari pelaku kejahatan korupsi