Wednesday 17 August 2011

Bangsa Yang Belum Sembuh (1)

Entah kapan bangsa ini mulai terbentuk sampai kini tak seorngpun mengetahuinya. Yang pasti Bangsa ini terbentuk gara-gara Belanda datang menjajah ke sekitar kepulauan hindia ini. Kalau kita menggunakan cara berfikir formal, maka bangssa ini lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 atau pada tanggal 17 Agustus 1945, terserahlah pilih yang mana saja sesuai selera masing-masing.

Sebelum Belanda mulai menjajah, di wilayah ini dihuni oleh puluhan bahkan mungkin ratusan kerajaan alias Negara alias bangsa. Pengertian Negara pada masa itu bukanlah sama sebagaimana pengertian Negara modern yang ada seperti sekarang ini. Sekumpulan orang-orang seketurunan yang menghuni suatu wilayah, yang disebut suku sudah cukup disebut Negara atau bangsa yang berdiri sendiri. Mereka hidup secara otonom, mandiri dan biasa kerjasama dengan suku – suku disekitarnya.

Kesederhanaan bentuknya inilah yang kemudian menjadikannya rapuh, gampang tumbuh gampang bubar. Gampang menyatu gampang pecah. Apalagi pada masa itu hukum tertinggi itu adalah kekuatan. Siapa paling kuat berkelahi atau berperang maka dialah yang muncul sebagai pimpinan/raja. Maka suku-suku besar yang menjelma menjadi kerajaan besar lazimnya ditopang oleh kekuatan tentara yang gampang sekali menaklukkan suku/bangsa kecil.

Sriwijaya dan Majapahit adalah contohnya. Konon Majapahitlah yang paling berjaya menaklukkan kerajaan/Negara disekitar kepulauan hindia ini. Orang kemudian menyebutnya “awal terbentuknya bangsa Indonesia” atau embrio dari sebuah bangsa besar yang disebut bangsa Indonesia. Namun setelah runtuhnya kerajaan Majapahit muncullah kerajaan Islam di Jawa Timur. Kerajaan Islam ini kemudian melanjutkan visi Majapahit tetapi kerajaan Islam hanya penguasaan budaya, bukan politik, artinya agama Islam semakin menguat di tanah Jawa dan daerah lainnya di luar pulau Jawa.

Jadi ketika Kerajaan Islam berdiri, bangsa Indonesia masih dalam pecahan-pecahan kecil yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil yang bertebaran di nusantara ini..
Barulah kemudian hubungan budaya, hubungan ekonomi meningkat menjadi hubungan politik setelah Belanda nyata-nyata menjajah kerajaan2 di seputar nusantara ini.
Embrio yang pernah terbentuk di jaman Majapahit itupun tanpa disadari semakin menguat dengan kedatangan Islam, jangan lupa keberadaan Belanda di wilauah ini memberikan efek positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia. Dengan banyaknya perlawanan terhadap Belanda telah mengilhami tokoh-tokoh lain untuk melakukan hal yang sama. Paling tidak pemberontakan atau perlawanan itu telah menimbulkan perasaan simpati di kalangan raja-raja lain di nusantara ini.

Sentimen itulah yang dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh intelektual seperti HOS Cokroaminoto, Alimin, Tan Malaka, Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Yamin, Agus Salim dan lain-lain sebagainya untuk pembentukan bangsa yang disebut bangsa Indonesia.

Tahun 1945 adalah tonggak sejarah terpenting dalam puncak kebangsaan Indonesia, dimana semua kelompok sepakat untuk membentuk bangsa yang bernaung dibawah Pancasila, bersepakat untuk bersatu dalam keperbedaan (Bhineka Tunggal Ika) untuk menuju bangsa yang besar, kuat, jaya, berdaulat, demokratis, makmur dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.

Setelah sepakat dengan visi itu mulailah negara ini membangun politik, ekonomi, hukum, pendidikan, budaya dan sebagainya.

Bangsa inipun kemudian menanti hasilnya, namun setelah sekian lama merdeka, sejak 1945 s.d. sekarang (2011) masih banyak rakyat yang sengsara, kesusahan dan stress. Sementara sebagian kecil rakyat hidup dengan kelimpahmewahan, bahkan hidup serba berlebihan. Mereka yang hidup serba kekurangan, serba sengsara terutama paling banyak di daerah Indonesia bagian timur, sementara mereka yang hidu dalam kelimpahmewahan uumnya tinggal di Jakarta tau Indonesia bagian Barat.

Betapa tidak adilnya pemerintahan selama ini, mulai dari Soekarno sampai dengan Soeharto. (Rezim sejak reformasi tidak saya libatkan disini karena sisetem pembangunan sudah direvolusi dan periodenya masing –masing terlalu pendek dan baru untuk mengatakan mereka gagal ).

Gagalnya Pemerintahan memenuhi keadilan, kesejahteraan inilah yang kemudian menimbulkan kemarahan di Papua dan daerah2 lainnya. (bersambung)

No comments: