Sunday, 27 March 2011

Sekutu Segera Blokade Laut Libya

VIVAnews - Inggris, Amerika Serikat dan Prancis akan memblokade laut Libya untuk membatasi ruang gerak pemimpin Libya Muammar Khadafi. Blokade laut Libya perlu diletakkan di tempat khusus, yang tujuannya untuk menutup pasokan senjata ke Khadhafi.

"Saya percaya akan berlangsung blokade laut," kata Wakil Menteri Pertahanan Inggris James Gerald Douglas Howarth di Jakarta, Jum'at 25 Maret 2011. "Untuk memastikan bahwa pasokan senjata tidak masuk ke Khadhafi. Karena ada embargo PBB di tempat."

Resolusi Dewan Keamanan PBB menegaskan bahwa blokade ini diperlukan sebagai langkah hukum dalam melakukan operasi lapangan. "Ada kewajiban untuk melaksanakannya, dan operasi diperlukan. Dalam hukum hal itu adalah benar."

Bantah Serang Sipil

Militer Inggris membantah menyerang warga sipil Libya. Howarth yang ditemui saat menghadiri penutupan Jakarta Interntional Defense Dialog di Jakarta Convention Centre menyatakan, keberadaan tentara Inggris justru untuk melindungi warga sipil.

"Kami mengirim dua pesawat 1500 mil dari Inggris, untuk menyerang sasaran militer di Libya. Di menit terakhir pilot melihat sipil, mereka berbalik dan pulang, mereka tidak menjatuhkan bom. Tujuan keseluruhan adalah untuk melindungi penduduk sipil," ujarnya.

Inggris dan negara koalisi sepakat mengambil langkah ini untuk membantu penduduk sipil Libya yang sedang tertindas dan diserang oleh Khadafi.

James menegaskan bahwa tindakan koalisi ini bukan merupakan operasi NATO, akan tetapi negara yang tergabung dalam koalisi bersedia untuk mendukung PBB melaksanakan resolusi PBB tahun 1973. "NATO tidak akan memimpin operasi tetapi menyediakan beberapa fasilitas yang diperlukan," Katanya.

Lalu bagaimana dengan kewenangan anggota Koalisi? "Itulah yang sedang dibahas, saat kami bicara, ada konferensi di London
pada hari Selasa kemarin, di mana para Menteri Luar Negeri berunding dari sisi politik. Itu harus memutuskan, tetapi rumit dan akan memakan waktu," ujarnya.

Sejak masuknya pasukan jet tempur koalisi Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, kerusakan di Libya semakin parah.

Tentara koalisi dilaporkan mulai memperluas zona serangan dan mengincar beberapa titik vital pertahanan Libya. Diantaranya yang telah dihancurkan adalah artileri, tank, bunker amunisi dan beberapa helikopter yang tengah diparkir di beberapa basis angkatan udara Libya.

Pasukan Prancis, terdiri dari pesawat Rafales dan Mirage 2000s, berpatroli di udara Misurata, wilayah strategis bagi pertahanan Libya. Prancis juga dilaporkan telah memborbardir basis udara di pesisir Libya.

Sementara itu pasukan udara Inggris yang terdiri dari pesawat jet Tornado dan Typhoon dilaporkan telah menyelesaikan 59 misi penghancuran di Libya. Dipersenjatai dengan bom anti tank dan pelacak akurasi tinggi, pasukan Inggris melakukan misi-misinya pada malam hari.
• VIVAnews

No comments: