Friday, 18 September 2009

Tertangkapnya Noordin M Top, Bermula Dari Urwah



Cerita di balik sukses Densus 88 Polri melakukan penggrebekan di Solo, pada 16-17 September, yang mengakibatkan tertembaknya Noordin M Top, cukup menarik. Semula, polisi di Solo itu rencananya menggrebek Urwah. Sebab Urwah, menurut penyelidikan polisi, sedang menyiapkan bom berikutnya –setelah JW Marriott dan Ritz Carlton.

Urwah atau Bagus Budi Pranoto bersama Aji dikenal sebagai kader Azahari dan Noordin yang juga piawai merakit bom. Ia masuk dalam target utama Polri setelah Noordin. Jejaknya sudah terendus lama. Bahkan sebelumnya, ketika Ibrohim alias Boim ditangkap dan tertembak di Kedu, Temanggung, pada saat yang hampir bersamaan Urwah juga digrebek di Solo, tapi berhasil lolos.

Jadi target polisi waktu itu, sebagaimana informasi yang diperoleh reporter tvOne, sesungguhnya adalah Urwah, buron yangg terlibat kasus bom hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta. Kalau Urwah tertangkap, maka 40 persen target pemberantasan teroris terpenuhi sebelum Idul Fitri ini.

Informasi soal Urwah bermula pada hari Rabu siang (16/9) saat Polisi berhasil menangkap Kedu dan Bejo di Pasar Gading, Solo. Dari mulut Kedu dan Bejo itu kemudian diketahui rumah tempat persembunyian Urwah. Tak membuang waktu, Rabu malam itu juga tim satgas mengepung rmh yang disewa oleh Susilo itu di Jebres.

Ketika dua anggota satgas mencoba memasuki rumah, tiba-tiba mereka disambut dengan tembakan senapan mesin. Kedua anggota Satgas itu kaget dan cepat-cepat mundur. Setelah itu serangan baru disusun labih rapi. Dari pukul 23.30 sampai Kamis dini hari, tembakan bersahut-sahutan.

Menjelang pagi, pasukan satgas yang sampai di tempat kejadian perkara itu sudah lengkap. Anggota tim sargas mulai yakin yg mereka hadapi tak hanya Urwah, tapi Noordin M Top, buron kelas kakap. Indikasinya, sambutan (tembakan) dari dalam rumah luar biasa dan pertama kalinya buronan menggunakan senjata otomatis.

Kamis pukul 05 pagi, serbuan mematikan dgn senjata penghancur tembok dilakukan. Itulah yg didengar penduduk sebagai ledakan mirip bom. Ledakan kedua sektar pukul 6.00. Begitu tembok terbuka, serangan mematikan segera dilakukan. Ternyata setelah itu, tembak menembak berlangsung seru. Di antara empat teroris yg tertembak, salah seorang di antaranya ternyata Noordin. “Target kami jadi 100%. Bahkan dengan tertembaknya Aji, satgas anti teroris mendapat bonus,” kata seorang pimpinan satgas, sumringah.


sumber: www.tvone.co.id

No comments: