Friday, 18 September 2009

Persembunyian Terakhir Noordin M Top di Kamar Mandi



Jakarta - Setelah 9 tahun, Noordin M Top menjadi buronan polisi. Akhirnya, gembong teroris asal Malaysia itu dapat dibekuk setelah bersembunyi di kamar mandi sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah yang digerebek Densus 88.

"Rumah terbakar karena ada motor yang terkena tembakan dan terbakar. Untuk menghindari api, 5 orang itu berlari ke kamar mandi untuk berlindung," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD).

Hal itu disampaikan BHD dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (17/9/2009).

Di kamar mandi inilah, nyawa Noordin akhirnya melayang. Pria yang konon memiliki banyak istri itu tewas setelah terkena ledakan. Namun BHD memastikan, Noordin tidak meledakkan bom bunuh diri.

"Dia terkena senjata kita bukan bom bunuh diri," kata BHD.

Tewasnya Noordin hampir mirip dengan rekannya sesama alumnus Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Dr Azahari. Azahari yang ahli merakit bom itu tewas dalam sebuah penggerebekan di Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Bersama Azahari, teroris yang dihargai Rp 1 miliar itu ditengarai menjadi otak serangkaian pengeboman di Indonesia yang menewaskan ratusan korban. Keduanya mendalangi aksi Bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2003), bom Kedutaan Australia (2004), dan Bom Bali II (2005).

Noordin (40) merupakan warga negara Malaysia yang lahir di Kluang Johor, pada 11 Agustus 1968. Noordin tercatat pernah bergabung dengan Jamaah Islamiyah (JI) dan memegang bagian pendanaan.

Namun, menurut Direktur International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, JI mengalami perpecahan internal pada tahun 2003. Sejak itu pula, Noordin memimpin kelompok sempalan yang tidak tunduk kepada JI pusat dan merasa menjadi wakil Al Qaeda di Indonesia dan Asia Tenggara.

"Penting untuk dibedakan antara Noordin dan JI. Dia memang anggota JI, tapi selama 5 tahun belakangan ini sudah menjadi ketua kelompok sempalan, di mana ada beberapa anggota JI tapi mereka tidak tunduk kepada JI sebagai organisasi," kata Sidney beberapa waktu lalu.

Sepeninggal Azahari, Noordin terus merekrut kader-kader yang bersedia diajak untuk melakukan 'jihad' dengan aksi pengeboman yang menetapkan orang asing sebagai sasaran. Noordin memang dikenal piawai untuk mempengaruhi dan membujuk pengikutnya.

Kepiawaian Noordin tidak hanya dalam hal merekrut 'pengantin', sebutan bagi mujahid yang melakukan bom bunuh diri. Noordin juga licin bak belut alias pandai menghindari kejaran polisi. Noordin diketahui selalu berpindah-pindah. Dia sempat tinggal di Riau, namun belakangan lebih senang berkeliaran di Jawa Tengah.

Menurut mantan investigator bom Bali I Hermawan Sulistyo, Noordin bisa secepat 'kilat' menghilang apabila diendus oleh polisi. Terhitung, 9 tahun sudah Noordin berada dalam pelariannya.

"Saat di Semarang saja Noordin sudah berpapasan sama polisinya. Habis itu dikejar dalam hitungan 2 menit hilang di depan publik," jelas Kiki, panggilan akrab Hermawan.

Namun kini pelarian Noordin telah berhenti. Gembong teroris itu tewas bersama 3 rekannya, Bagus Budi Santoso alias Urwah, Aryo Sudarso alias Aji, dan Hadi Susilo alias Adib.
(ken/iy)

Sumber: detik.com

No comments: