Sunday 10 August 2014

100 Perguruan Tinggi Terbaik Versi Webometrics Tahun 2014


      
Webometrics adalah salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh universitas atau perguruan tinggi terbaik di dunia (World Class University) melalui Website universitas tersebut.

Peringkat webometrics yang dimulai sejak tahun 2004 ini bisa menjadi patokan bagi calon mahasiswa dalam memilih universitas terbaik yang ada di Indonesia maupun di dunia.
Pada tahun 2008-2011, selama tiga tahun berturut-turut UGM menjadi perguruan terbaik di Indonesia dan  selalu menempati posisi pertama versi Webometrics. Kemudian peringkat ke dua dan ketiga diduduki oleh ITB dan UI.

UGM kembali menduduki peringkat pertama versi Webometrics Januari 2014, disusul ITB dan UI di peringkat ketiga.
Webometrics telah melakukan pemeringkatan terhadap 20.000 perguruan tinggi dari 200 negara, sebanyak 356 di antaranya adalah perguruan tinggi di Indonesia.
Lembaga peringkat berbasis di Spanyol ini merupakan sebuah inisiatif dari Cybermetrics Lab, sebuah kelompok penelitian dari Centro de Ciencias Humanas y Sociales (CCHS).
Indikator web yang digunakan berbasis pada scientomtric tradisional dan bibliometric, dan secara umum tujuannya adalah untuk meyakinkan komunitas akademik dan politik mengenai pentingnya publikasi web yang tidak hanya bisa untuk diseminasi pengetahuan akademik, melainkan juga untuk mengukur aktivitas ilmiah, kinerja dan imbasnya.
Webometrics tidak hanya bisa dilihat dari berapa banyaknya pengunjung atau desain dari website sebuah kampus tertentu, melainkan dari kualitas secara global dan keterlihatan (visibilityi) kampus tersebut (lebih lengkapnya bisa lihat situs ini www.webometrics.info) .

Webometrics menjangkau atau menilai aktivitas dari segenap sivitas akademik kampus, baik formal berupa e-journal dan sejenisnya maupun komunikasi informal.
Webometrics mendasarkan pada data kuantitatif yang dapat dikumpulkan dari berbagai aktivitas kampus dan segenap sivitas akademika kampus dan segenap sivitas akademikanya di dunia maya yang sekiranya memenuhi indikator penilaian.

Webometrics memiliki empat indikator penilaian yakni size atau ukuran keterjangkauan, yakni jumlah halaman web yang dapat dijangkau oleh empat mensin pencari seperti Google, Yahoo, Live Search, dan Exalead.

Visibility atau keterlihatan, yakni jumlah total link eksternal yang unik dan dapat dijangkau oleh Yahoo Search. Dan Rich Files atau banyaknya file yang relevan dengan aktivitas akademik dan publikasi dalam format Adobe Acrobat (pdf), Adobe PostScript (ps), Microsoft Word (doc) and Microsoft Powerpoint (ppt). Keempat data tersebut dapat diakses melalui Google, Yahoo Search, Live Search and Exalead. Serta Scholar atau jumlah paper dan kutipan tiap domain akademik berupa paper, laporan penelitian dan lainnya yang masuk dalam Google Scholar. Presentase perhitungan Webometrics, visibility (external link) 50 persen, size (web pages) 20 persen, rich files 15 persen, dan scholar 15 persen. Alasan persentase visibility atau keterlihatan sangat besar karena penilaian ini berdasarkan pada pandangan “pasar global baru” mengenai informasi akademik, dimana web ini sangat penting sebagai sarana internasionalisasi kampus.

Lebih lanjut Webometrics memberikan beberapa catatan yang menekankan keunggulan dari web ini dibanding dengan praktik perangkingan oleh lembaga lain, antara lain perangkingan yang di back up oleh perusahaan profit harus dicek secara serius, survei tidak lagi tepat digunakan sebagai alat untuk mengukur World Rangkings, karena tidak ada individu yang memiliki pengalaman mendalam, multinasional, dan multidisiplin yang masuk sebagai sampel reprensentatif di universitas-universitas, analisis link (link analysis) lebih kuat untuk evaluasi kualitas ketimbang analisis kutipan (citation analysis) yang hanya mengakomodasi pengakuan formal dari sekolompok ahli, karena link  tidak hanya mencakup kutipan bibliografis, tapi juga melibatkan pihak ketiga yang terlibat dalam aktivitas kampus.

Dengan adanya Webometrics tentu ini adalah sebuah peluang bagi beberapa universitas di negara berkembang bisa menikmati rangking universitas dunia.
Kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas.

BERIKUT 100 PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA VERSI WEBOMETRICS TAHUN 2014

1           Universitas Gadjah Mada
2            Universitas Indonesia
3            Institut Teknologi Bandung
4            Bogor Agricultural University
5            Universitas Diponegoro
6            Brawijaya University
7            Universitas Padjadjaran
8            Universitas Sebelas Maret
9            Airlangga University
10          Gunadarma University
11          Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12          Universitas Pendikan Indonesia
13          Universitas Negeri Semarang
14          Hasanuddin University
15          Universitas Negeri Malang
16          Petra Christian University
17          Bina Nusantara BINUS University
18          Yogyakarta State University
19          Universitas Sriwijaya
20          Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
21          Universitas Riau
22          Universitas Esa Unggul (Universitas Indonusa)
23          Universitas Mercu Buana
24          Universitas Muhammadiyah Malang
25          Universitas Udayana
26          Universitas Sumatera Utara
27          Universitas Islam Indonesia
28          Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
29          Universitas Muhammadiyah Surakarta
30          Universitas Syiah Kuala
31          Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
32          Informatics and Computer College Stmik Amikom
33          Indonesia Universitas Computer UNIKOM
34          Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
35          Universitas Jember
36          Universitas Bengkulu
37          Universitas Narotama
38          Universitas Surabaya
39          Andalas University
40          Universitas Jenderal Soedirman
41          Universitas Lampung
42          Ahmad Dahlan University
43          Universitas Pancasakti Tegal
44          Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya
45          STIKOM Surabaya
46          Universitas Negeri Surabaya
47          Universitas Pendidikan Ganesha
48          Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta
49          Maranatha Christian University
50          Institut Sains & Teknologi Akprind
51          Universitas Negeri Medan
52          Universitas Singaperbangsa
53          Universitas Sam Ratulangi
54          STMIK MDP & STIE MDP
55          Universitas Kristen Satya Wacana
56          Universitas Negeri Padang
57          Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
58          Universitas Katolik Parahyangan
59          Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
60          Universitas Tanjungpura
61          Atma Jaya Yogyakarta University
62          Universitas Negeri Gorontalo
63          Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia
64          Institut Teknologi Telkom (Sekolah Tinggi Teknologi Telkom)
65          Universitas Dian Nuswantoro
66          Widya Manadala Catholic University
67          Universitas Terbuka
68          Institut Teknologi Nasional
69          Universitas Widyatama
70          Universitas Tarumanagara
71          Duta Wacana Christian University
72          Universitas Trisakti
73          Universitas Negeri Makassar
74          Islamic Universitas Sultan Agung
75          Universitas Katolik Soegijapranata
76          Universitas Tadulako
77          Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
78          Telkom University
79          Universitas Nusa Cendana
80          Universitas Lambung Mangkurat
81          Universitas Negeri Jakarta
82          Universitas PGRI Yogyakarta
83          Universitas Bina Darma
84          Universitas Pelita Harapan
85          ISI Denpasar
86          STAIN Salatiga
87          Institut Seni Indonesia Surakarta
88          Universitas Bangka Belitung
89          Universitas Muhammadiyah Purworejo
90          Universitas Islam Nusantara
91          Universitas Pancasila
92          Universitas Sanata Dharma
93          Institut Seni Indonesia
94          Universitas Islam Bandung
95          Universitas Muhammadiyah Semarang
96          Universitas Pasundan
97          Universitas Trunojoyo
98          Universitas Mulawarman
99          Universitas Malikussaleh

100       Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Saturday 2 August 2014

Peneliti Ini Klaim Bisa Unduh Film dalam Sekejap

Mengunduh satu gigabyte hanya butuh 0,2 milidetik.

VIVAnews - Belum lama ini, peneliti dari Denmark mengklaim telah sukses menciptakan jaringan generasi berikutnya, yaitu serat optik yang dapat mentransfer 43 terabyte per detik. Ini memungkinkan pengguna mengunduh film atau data sekitar satu gigabyte kurang dari sekejap mata yakni hanya 0,2 milidetik.

Mengutip Daily Mail, Sabtu 2 Agustus 2014, para peneliti yang berasal dari Technical University of Denmark ini mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang para ahli di Karlsruhe Institut für Technologie, Jerman. Ketika itu, mereka menciptakan jaringan yang mampu mencapai 32 terabit per detik.

Untuk merengkuh diri sebagai pemegang rekor jaringan tercepat di dunia, tim peneliti tersebut menggunakan serat optik multi-core tunggal yang dikembangkan oleh perusahaan asal Jepang, Nippon Telegraph and Telephone Corporation (NTT Corp).

Jenis serat tersebut terdiri atas tujuh core (benang kaca), bukan single core yang biasa digunakan dalam serat standar, sehingga memungkinkan transfer data lebih besar.

Lalu lintas internet masa depan
Terkait hal tersebut, para peneliti mengatakan kompetisi di seluruh dunia menyajikan kecepatan data yang dapat memberikan kontribusi signifikan untuk mengakomodasi pertumbuhan data lalu lintas di internet.

Diperkirakan, lalu lintas di internet akan tumbuh sebesar 40-50 persen setiap tahunnya dan hal itu akan semakin melambung tinggi seiring banyak perangkat yang terhubung internet di rumah, dan teknologi mobil yang terkoneksi.

Bila itu sudah terjadi, konsumsi energi total internet secara keseluruhan akan menghasilkan lebih dari dua persen dari emisi karbon buatan manusia secara global, setara dengan industri transportasi.

"Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi solusi internet yang dapat mengurangi konsumsi energi sekaligus memperluas bandwidth secara signifikan," kata para peneliti. (art)


© VIVA.co.id

Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/525879-peneliti-ini-klaim-bisa-unduh-film-dalam-sekejap