Monday, 9 May 2011

Versi Baru Penembakan Osama bin Laden

Pemerintah Amerika Serikat dituntut terbuka soal tewasnya Osama.


VIVAnews - Versi baru menyebutkan pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden ditembak oleh Navy Seal di pintu kamarnya. Saat itu, Osama hendak masuk ke kamar. Langkah Osama itu dianggap sebagai "tindakan melawan" oleh anggota Navy SEALs. Osama ditembak dua kali di bagian kepala dan sekali di bagian dada.

Versi baru saat-saat serangan itu disampaikan dalam briefing intelijen. Adalah anggota senat komite intelijen, Senator Saxby Chambliss, yang mengungkapkan versi baru tersebut.

"Mereka (Navy SEALs) mendobrak pintu, dan melihat ke bawah lorong dan ia (Osama) kepalanya terlihat di luar ruangan ketika dia masuk, dan dia melihat mereka dan kembali merunduk lalu masuk. Mereka melepaskan tembakan, tapi meleset kemudian masuk ke dalam ruangan. Dan saat itulah mereka membunuhnya," kata Chambliss seperti di lansir The Telegraph, Sabtu 7 Mei 2011.

"Apa yang harus Anda ingat adalah bahwa di sana gelap gulita. Ketika mereka masuk ke ruangan dengan bin Laden, mereka sudah harus menghadapi orang-orang yang tiarap, dua diantaranya mereka bunuh. Mereka juga harus menggunakan bahan peledak untuk membuka pintu. Saat mendekatinya, mereka tidak mengetahui apa yang akan mereka temukan."

"Mereka menemukan AK-47 dan sebuah pistol di kamar bin Laden. Apakah dia akan melakukan perlawanan, tidak jelas. Tapi membawanya ke daerah yang gelap gulita adalah hal yang benar untuk dilakukan. "

Menurut pejabat AS, keputusan bin Laden untuk mundur ke kamarnya sangat membahayakan. Salah seorang pejabat mengatakan: "Dia mundur. Anda tidak tahu mengapa dia mundur, apakah akan mengambil senjata? Apakah dia punya rompi [untuk bom bunuh diri]?"

Sumber lain yang terlibat dalam operasi penyergapan itu mengatakan bin Laden muncul "takut dan benar-benar bingung" beberapa saat sebelum dia ditembak. Dia berkata: "Ketika Navy SEALs mencapai lantai ke tiga, setelah melewati perlawanan fisik dan barikade, bin Laden tidak segera menyerah. Ketika seseorang mirip bin Laden berkata ingin membunuh sebanyak mungkin orang Amerika, tidak menyerah 150 persen, anda harus menilai itu sebagai sebuah ancaman."

Versi revisi peristiwa ini memberikan tekanan kepada Gedung putih untuk memberikan cerita utuh tentang serangan tersebut. Penyidik Independen PBB tentang pembunuhan di luar hukum mengatakan: "Washington harus mengungkapkan fakta pendukung untuk memungkinkan penilaian dalam standard HAM. Ini akan sangat penting untuk mengetahui apakah perencanaan misi diperbolehkan untuk menangkap bin Laden. "

Para pejabat telah dipaksa memperbaiki sejumlah pernyataan, termasuk klaim bahwa bin Laden memegang senjata otomatis dan meringkuk di belakang istrinya ketika dia ditembak. Gedung Putih pada awalnya menyatakan bahwa ada baku tembak. Namun faktanya, empat dari lima orang tewas ketika penyerbuan itu dalam keadaan tidak bersenjata. (umi)
• VIVAnews

No comments: