Tuesday, 17 May 2011

AS Bikin Pesawat Nirawak Laut

Pesawat ini akan ditempatkan di kapal induk AS yang tersebar di perairan Asia.


(Selasa, 17 Mei 2011, 06:03 WIB)

VIVAnews - Militer Amerika Serikat tengah mengembangkan pesawat nirawak berbasis di laut. Diduga pengembangan persenjataan ini adalah salah satu langkah AS untuk menyaingi China.

Dilansir dari laman Associated Press, Senin, 16 Mei 2011, pesawat nirawak kali ini akan ditempatkan di beberapa kapal induk AS yang tersebar di perairan Asia. Selama ini, AS hanya memiliki pesawat nirawak basis darat yang ditempatkan di Afghanistan, sementara pesawat nirawak basis laut masih memerlukan pengembangan selama beberapa tahun lagi.

Van Buskirk, komandan armada laut AS 7th Fleet, mengatakan bahwa pesawat nirawak yang tengah dikembangkan oleh perusahaan Northrop Grumman ini adalah wujud dari perlunya senjata dan strategi baru untuk mengatasi berbagai persoalan di lapangan.

"Pesawat nirawak yang berbasis di kapal induk memiliki potensi yang besar, terutama dalam meningkatkan jarak serang dan kemampuan intelijen serta mata-mata, dan juga kemampuan dalam melakukan serangan cepat," ujar Van Buskirk.

Pesawat nirawak basis laut ini nantinya dapat terbang sejauh 1.500 mil laut (2.780 km) dengan sedikit bahan bakar selama 50 sampai 100 jam. Jika dibandingkan dengan kemampuan pesawat dengan pilot yang hanya bertahan maksimal 10 jam, pesawat nirawak ini jelas jauh lebih unggul.

Untuk mengembangkan pesawat ini, Northrop Grumman, memiliki waktu enam tahun dengan dana sebesar US635,8 juta atau sekitar Rp5,4 triliun. Prototipe pesawat ini dengan nama X-47B berhasil terbang selama 29 menit pada Februari lalu. Diperkirakan pesawat baru bisa diujicoba pada 2013 mendatang.

Para pengamat militer AS mengatakan bahwa pengembangan senjata baru ini adalah salah satu langkah AS untuk mengimbangi perkembangan persenjataan China. Terakhir, China telah mengembangkan misil penghancur kapal induk yang terbukti berhasil dalam uji coba.

"Modernisasi militer China adalah ancaman jangka panjang sehingga membuat AS harus bersiap untuk wilayah Asia-Pasifik, meningkatkan kemampuan robotik, persenjataan udara dan daratan," ujar Patrick Cronin, analis senior untuk lembaga New American Security.

Cronin mengatakan bahwa China memang masih jauh dari mengungguli kekuatan militer AS, namun dengan perkembangannya yang pesat di bidang persenjataan darat, laut dan udara, keunggulan AS di kawasan pasifik akan terancam. Jika sudah demikian, maka negara-negara sekutunya seperti Jepang dan Korea Selatan juga akan terancam. (umi)

No comments: