Oleh Alex Pangestu | 2011-04-19 9:42:45 |
Robot penjinak bom menjadi robot pertama yang masuk ke dalam gedung reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dachii. Robot itu memastikan level radiasi yang sangat tinggi dan tidak aman bagi manusia.
Tokyo Electric Power Co. sepanjang hari Minggu kemarin menggunakan robot untuk meneliti radiasi dan melakukan survei level oksigen di gedung-gedung reaktor. Robot bernama iRobot Packbots membuka pintu ganda di gedung reaktor Unit 3 dan Unit 1--keduanya rusak saat gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret. Sebuah robot juga menjelajah di Unit 2 pada hari Senin.
Meskipun belum memberikan laporan secara detail, robot memastikan adanya radiasi level tinggi. Robot membaca radiasi 49 milisievert per jam di Unit 2, 57 milisievert per jam di Unit 3. Sebagai perbandingan, para pekerja di Amerika Serikat terpapar radiasi 50 milisiervert per tahun, maksimal.
Jepang mengakui butuh robot dalam masa-masa mendatang. Robot akan melakukan beberapa fungsi, termasuk memonitor dan memindahkan puing. "Tapi manusia tetap harus masuk ke dalam fasilitas tersebut untuk memperbaiki listrik dan sistem pendinginan," jelas seorang petugas dari Tokyo Electric Power Co. Robot diharapkan dapat membuang beberapa cairan radioaktif dan reruntuhan lain untuk membatasi paparan radiasi terhadap para pekerja. (Sumber: Popsci)
Sumber:
Berbagi ilmu, berbagi informasi, berbagi pengalaman untuk sebuah kematangan intelektual Indonesia Raya
Wednesday, 20 April 2011
Monday, 11 April 2011
Surat Seorang Ibu
Assalamualaikum,...
Segala puji ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yg memudahkan ibu untuk beribadah kepadaNya. Shalawat serta salam ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam,keluarga dan para sahabatnya.amiin..
Wahai anakku
Surat ini datang dari ibumu yang selalu dirundung sengsara.....
Setelah berpikir panjang ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena,sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri.
Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka....
Wahai anakku!
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini ,sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.
Wahai anakku...
25 tahun telah berlalu,dan tahun2 itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.
Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang Kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut.
Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi...
Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan.
Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan.
Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama jalannya waktu.
Aku mengandungmu,wahai anakku!
Pada kondisi lemah diatas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan, melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku.
Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku,karena semakin hari semakin bertambah berat perutku,berarti engkau sehat walafiat dalam rahimku. Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun.
Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan. Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari dipelupuk mataku, sehingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia.
Engkaupun lahir...Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan.
Bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.
Wahai anakku..Telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku.
Saripati hidupku kuberikan kepadamu.
Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya,agar aku melihat senyumanmu.
Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu,agar aku berbuat sesuatu untukmu...itulah kebahagiaanku.
Kemudian berlalulah waktu. Hari berganti hari,bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai kekiri dan kekanan demi mencari pasangan hidupmu. Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu.
Saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris , air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini.
Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau telah mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.
Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat.
Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam.
Tawamu yang selama ini aku jadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan kedalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran.
Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik ku hitung demi mendengarkan suaramu.
Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu.
Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali berdering telpon aku merasa bahwa engkaulah yang menelpon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.
Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan.
Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan olehNya.
Anakku...ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu dirumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu. Dan ibu memohon kepadamu,
Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku,
jangan engkau buang wajahmu ketika ibu hendak memandang wajahmu!!.
Yang ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah kesana sekalipun hanya satu detik.
Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.
Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit.
Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun sudah saharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu...
Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.
Wahai anakku,
Setiap aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku.
Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku!.
Sekiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?!
Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu? Terus, jika demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu.
Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku
Wahai Anakku!
Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
Wahai Anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir sedangkan engkau sehat walafiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan dan berbudi. Anakku...tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yg lemah,
Tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!?
Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya.....
Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya...
Hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya...
Hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!.
Wahai Anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik.
Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah Ta’ala, sebagaimana Dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah.Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah (HR Ahmad).
Anakku... Nabi yang mulia Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radiallahu’anhu berkata :
Aku bertanya kepada Rasulullah, “ wahai Rasulullah amal apa yang paling mulia? Beliau berkata “ Shalat pada waktunya”, aku berkata “kemudian apa ya Rasulullah?” beliau
berkata “Berbakti pada orang tua” dan aku berkata, “kemudian wahai Rasulullah? “ Beliau menjawab “ Jihad di Jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscya beliau akan menjawabnya. (muttafaqun ‘alaih).
Whai Anakku!! Ini aku, pahalamu,tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfaq. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas? Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan.
Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas. Begitulah perumpaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa didekatmu ada pahala yang maha besar. Disampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu.
Bukankah Ridhoku adalah keridhoan Allah Ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaanNya?
Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabdanya “merugilah seseorang,merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia Wahai Rasulullah?”
“Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkanya ke surga “. (HR Muslim)
Anakku...Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini pada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya.
Aku Tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedang engkau adalah jantung hatiku...bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya kelangit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.
Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat dikepalamu. Akan berlalu masa sehingga engkau akan menjadi tua pula, dan Al Jaza’min jinsil amal...”engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam...” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.
Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu,peganglah kakinya!!sesungguhnya surga di kakinya. Basulah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk. Anakku...Setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya...
Wassalam
Ibumu
Sumber : Buku “kutitip surat ini untukmu” karya Ustadz Armen Halim Naro Lc .
Segala puji ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yg memudahkan ibu untuk beribadah kepadaNya. Shalawat serta salam ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam,keluarga dan para sahabatnya.amiin..
Wahai anakku
Surat ini datang dari ibumu yang selalu dirundung sengsara.....
Setelah berpikir panjang ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena,sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri.
Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka....
Wahai anakku!
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini ,sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.
Wahai anakku...
25 tahun telah berlalu,dan tahun2 itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.
Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang Kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut.
Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi...
Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan.
Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan.
Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama jalannya waktu.
Aku mengandungmu,wahai anakku!
Pada kondisi lemah diatas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan, melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku.
Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku,karena semakin hari semakin bertambah berat perutku,berarti engkau sehat walafiat dalam rahimku. Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun.
Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan. Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari dipelupuk mataku, sehingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia.
Engkaupun lahir...Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan.
Bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.
Wahai anakku..Telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku.
Saripati hidupku kuberikan kepadamu.
Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya,agar aku melihat senyumanmu.
Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu,agar aku berbuat sesuatu untukmu...itulah kebahagiaanku.
Kemudian berlalulah waktu. Hari berganti hari,bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai kekiri dan kekanan demi mencari pasangan hidupmu. Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu.
Saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris , air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini.
Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau telah mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.
Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat.
Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam.
Tawamu yang selama ini aku jadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan kedalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran.
Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik ku hitung demi mendengarkan suaramu.
Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu.
Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali berdering telpon aku merasa bahwa engkaulah yang menelpon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.
Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan.
Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan olehNya.
Anakku...ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu dirumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu. Dan ibu memohon kepadamu,
Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku,
jangan engkau buang wajahmu ketika ibu hendak memandang wajahmu!!.
Yang ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah kesana sekalipun hanya satu detik.
Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.
Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit.
Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun sudah saharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu...
Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.
Wahai anakku,
Setiap aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku.
Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku!.
Sekiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?!
Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu? Terus, jika demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu.
Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku
Wahai Anakku!
Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
Wahai Anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir sedangkan engkau sehat walafiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan dan berbudi. Anakku...tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yg lemah,
Tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!?
Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya.....
Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya...
Hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya...
Hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!.
Wahai Anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik.
Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah Ta’ala, sebagaimana Dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah.Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah (HR Ahmad).
Anakku... Nabi yang mulia Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radiallahu’anhu berkata :
Aku bertanya kepada Rasulullah, “ wahai Rasulullah amal apa yang paling mulia? Beliau berkata “ Shalat pada waktunya”, aku berkata “kemudian apa ya Rasulullah?” beliau
berkata “Berbakti pada orang tua” dan aku berkata, “kemudian wahai Rasulullah? “ Beliau menjawab “ Jihad di Jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscya beliau akan menjawabnya. (muttafaqun ‘alaih).
Whai Anakku!! Ini aku, pahalamu,tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfaq. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas? Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan.
Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas. Begitulah perumpaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa didekatmu ada pahala yang maha besar. Disampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu.
Bukankah Ridhoku adalah keridhoan Allah Ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaanNya?
Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabdanya “merugilah seseorang,merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia Wahai Rasulullah?”
“Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkanya ke surga “. (HR Muslim)
Anakku...Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini pada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya.
Aku Tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedang engkau adalah jantung hatiku...bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya kelangit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.
Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat dikepalamu. Akan berlalu masa sehingga engkau akan menjadi tua pula, dan Al Jaza’min jinsil amal...”engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam...” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.
Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu,peganglah kakinya!!sesungguhnya surga di kakinya. Basulah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk. Anakku...Setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya...
Wassalam
Ibumu
Sumber : Buku “kutitip surat ini untukmu” karya Ustadz Armen Halim Naro Lc .
Friday, 8 April 2011
Perempuan Cantik Ini Berubah Jadi Vampir

TRIBUNNEWS.COM– Sebagaimana ulat berubah bentuk menjadi kupu-kupu, demikian pula dengan Maria Jose Cristerna ketika mengubah diri dari gadis cantik menjadi sosok yang lebih mirip dengan vampir.
Sosok Maria yang semula lemah lembut dan berasal dari keluarga Meksiko yang taat beragama, berubah amat drastis menjadi sosok perempuan mengerikan dengan segala macam tato dan perubahan bentuk tubuh.
Bahkan ketika mengikuti pameran di Monterrey Meksiko, Rabu (6/4/2011), Maria yang akhirnya dijuluki Perempuan Vampir itu dianggap menyeret seni tato ke level baru yang sama sekali berbeda.
“Bagi saya, tato adalah sebuah bentuk pembebasan. Keluarga saya Katolik taat. Saya pun belajar di sekolah agama. Saya jatuh cinta dan menikah di usia 17 tahun, lalu bekerja. Pendeknya, saya ingin hidup sebagaimana mestinya,” kata seniman tato yang juga pengacara itu di sela pameran.
Kegetiran hidup lah yang mengubahnya menjadi demikian. Ia mengaku menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Tato lah yang kemudian menjadi sarana pelepasannya dari kegetiran itu.
Lalu, bagian demi bagian tubuhnya yang semula mulus mulai ‘dicorat-coret’. Hingga kini hampir 100 persen tubuhnya dipenuhi lukisan.
Bukan cuma tato yang menjadi keistimewaan bagi Maria. Ia mempermak kepalanya sedemikian rupa hingga mempunyai tanduk. Dalam proses yang disebut body extention itu, ia menanamkan empat titanium, dua di dahi dan dua di pelipis. “Tanduk ini merupakan simbol kekuatan dan ditanam tanpa melalui pembiusan,” kata Maria.
Selain keempat tanduk itu, yang membuat perempuan 35 tahun ini disebut vampir adalah taringnya. Tak tanggung-tanggung, ia punya empat taring. “Saya bikin taring ini karena saya suka vampir sebagai gadis kecil dan saya ganti warna mata seperti yang saya inginkan,” tutur ibu empat anak yang mengaku tetap menjalani kehidupan normal.
Sudah selesaikah proses metamorfosa Maria? Ternyata belum. Ia masih punya rencana menambahkan dua tanduk lagi di belakang kepalanya. “Bikin tato adalah cara saya untuk tetap abadi, menjadi vampir dan tidak mati, memajang karya seni saya di kulit orang lain,” katanya.
Editor: Gusti Sawabi | Sumber: Surya
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Wednesday, 6 April 2011
Delapan Keunggulan Wanita Dibandingkan Pria
"Ketahui apa saja keunggulan wanita dibandingkan pria, berdasarkan penelitian"
Rabu, 6 April 2011, 16:58 WIB
[Mutia Nugraheni]
VIVAnews - Pada beberapa hal, wanita disebut-sebut memiliki keunggulan dibandingkan pria. Untuk membuktikannya, Dan Abrams dalam buku "Man Down" menuliskan delapan hal keunggulan wanita, yang didukung oleh data penelitian.
Apa saja keunggulan wanita dibandingkan pria? Berikut daftarnya, seperti dilansir dari womansday.com.
1. Mengatasi patah hati
Pada survei yang dilakukan pada lebih dari 1.000 lajang diketahui bahwa pria lebih merasa menderita saat putus cinta atau patah hati dibandingkan wanita. Survei dipublikasi dalam Journal of Health and Social Behavior.
2. Menyetir mobil
Pria yang mengendarai mobil, 77 persen lebih berisiko meninggal dunia dalam kecelakaan dibandingkan wanita. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.
3. Menjadi mahasiswa
Menurut pusat data statistik Amerika Serikat, Bureau of Labor Statistics, perbandingan wanita yang lulus kuliah adalah 185 orang dan pria sebanyak 100 orang. Diperkirakan pada 2016, 61 persen sarjana, 63 persen master dan 58 persen doktor adalah wanita.
4. Memberikan petunjuk
Percobaan yang dilakukan secara diam-diam tim peneliti dari Saint Joseph's University, Philadelphia, Amerika Serikat, meminta sekelompok pria dan wanita untuk memberitahu arah tujuan wisata yang populer.
Hasilnya wanita lebih baik dalam memberikan petunjuk arah. Menurut peneliti, wanita memang membutuhkan waktu untuk berpiikir dalam memberikan instruksi sehingga lebih jelas.
5. Berinvestasi
Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan investasi, Vanguard, pada 2009, pria cenderung menjual saham pada waktu yang salah dan meningkatkan kerugian. Lalu, pada penelitian portfolio investasi pria dan wanita antara 2003 dan 2004 diketahui portfolio wanita meningkat 10 persen dalam tahun tersebut, empat poin lebih tinggi dibandingkan rata-rata pria.
6. Mengingat sesuatu
Dua penelitian terbaru menunjukan skor wanita dalam tes memori verbal dan wajah lebih tinggi lima poin dibandingkan pria. Lalu penelitian di Swedia pada 2008, diketahui wanita lebih baik dalam mengingat kata, objek dan gambar.
7. Memasang paku
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari University of Massachusetts, wanita sepuluh persen lebih akurat dalam memasang paku dengan palu, terkait ukuran dan akurasi.
8. Menyampaikan berita
Tim peneliti Swiss melakukan survei pada 160 responden yang menonton berita di televisi. Hasil survei menunjukan penonton menganggap wanita lebih mampu dan kredibel dalam menyampaikan berita. (SJ)
• VIVAnews
Rabu, 6 April 2011, 16:58 WIB
[Mutia Nugraheni]
VIVAnews - Pada beberapa hal, wanita disebut-sebut memiliki keunggulan dibandingkan pria. Untuk membuktikannya, Dan Abrams dalam buku "Man Down" menuliskan delapan hal keunggulan wanita, yang didukung oleh data penelitian.
Apa saja keunggulan wanita dibandingkan pria? Berikut daftarnya, seperti dilansir dari womansday.com.
1. Mengatasi patah hati
Pada survei yang dilakukan pada lebih dari 1.000 lajang diketahui bahwa pria lebih merasa menderita saat putus cinta atau patah hati dibandingkan wanita. Survei dipublikasi dalam Journal of Health and Social Behavior.
2. Menyetir mobil
Pria yang mengendarai mobil, 77 persen lebih berisiko meninggal dunia dalam kecelakaan dibandingkan wanita. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.
3. Menjadi mahasiswa
Menurut pusat data statistik Amerika Serikat, Bureau of Labor Statistics, perbandingan wanita yang lulus kuliah adalah 185 orang dan pria sebanyak 100 orang. Diperkirakan pada 2016, 61 persen sarjana, 63 persen master dan 58 persen doktor adalah wanita.
4. Memberikan petunjuk
Percobaan yang dilakukan secara diam-diam tim peneliti dari Saint Joseph's University, Philadelphia, Amerika Serikat, meminta sekelompok pria dan wanita untuk memberitahu arah tujuan wisata yang populer.
Hasilnya wanita lebih baik dalam memberikan petunjuk arah. Menurut peneliti, wanita memang membutuhkan waktu untuk berpiikir dalam memberikan instruksi sehingga lebih jelas.
5. Berinvestasi
Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan investasi, Vanguard, pada 2009, pria cenderung menjual saham pada waktu yang salah dan meningkatkan kerugian. Lalu, pada penelitian portfolio investasi pria dan wanita antara 2003 dan 2004 diketahui portfolio wanita meningkat 10 persen dalam tahun tersebut, empat poin lebih tinggi dibandingkan rata-rata pria.
6. Mengingat sesuatu
Dua penelitian terbaru menunjukan skor wanita dalam tes memori verbal dan wajah lebih tinggi lima poin dibandingkan pria. Lalu penelitian di Swedia pada 2008, diketahui wanita lebih baik dalam mengingat kata, objek dan gambar.
7. Memasang paku
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari University of Massachusetts, wanita sepuluh persen lebih akurat dalam memasang paku dengan palu, terkait ukuran dan akurasi.
8. Menyampaikan berita
Tim peneliti Swiss melakukan survei pada 160 responden yang menonton berita di televisi. Hasil survei menunjukan penonton menganggap wanita lebih mampu dan kredibel dalam menyampaikan berita. (SJ)
• VIVAnews
Benarkah Manusia Tambah Muda Setiap 7 Tahun?
"Dari penelitian, tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing".
Rabu, 6 April 2011, 12:06 WIB
(Muhammad Firman)
Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar adanya? (kotaku.com)
BERITA TERKAIT
Ditemukan, Bakteri Pengganti Pasta Gigi
Apakah Penyakit Akibat Radiasi Menular?
Flu Bebek Menyebar Luas di China
Pada Umur Berapa Manusia Merasa Bahagia?
Riset: Senyum Palsu, Biang Keladi Depresi
VIVAnews - Di masyarakat selama ini beredar mitos bahwa setiap tujuh tahun (atau 10 tahun) tergantung versi cerita yang Anda dengar, kita menjadi manusia yang baru. Pasalnya, dalam kurun waktu tersebut, seluruh sel dalam tubuh telah digantikan dengan sel baru.
Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar adanya?
Pada buku Science Desk Reference (Stonesong Press, 1995) disebutkan, pada tubuh manusia terdapat 50 sampai 75 triliun sel. Masing-masing punya umurnya sendiri dan saat manusia yang bersangkutan mati, sel membutuhkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mati.
Penyidik forensik sering memanfaatkan keadaan tersebut untuk menentukan penyebab kematian dan waktu kematian, misalnya seorang pelaku bunuh diri.
Seperti dikutip dari Life Little Mysteries, 6 April 2011, sel darah merah bisa hidup selama 4 bulan, sementara sel darah putih rata-rata hidup lebih dari setahun. Sel milik usus besar mati setelah 4 hari, sedangkan sel sperma umurnya hanya 3 hari saja.
Meski pada umumnya sel memiliki usia yang singkat, namun sel otak umumnya hidup selama manusia itu hidup. Neuron di cerebral cortex, misalnya, tidak digantikan saat mereka mati.
Dari fakta-fakta di atas, siklus 7 tahunan seperti cerita yang berdar tidaklah benar karena sel mati dan diganti hampir setiap hari oleh tubuh. Tidak jelas dari mana mitos ini berawal. Kemungkinan, seorang yang memiliki maksud baik namun kurang memiliki informasi yang cukup berasumsi bahwa seluruh sel diperbarui setelah 7 tahun dan kemudian manusia itu menjadi manusia baru. (umi)
sumber: www.vivanews.com
Rabu, 6 April 2011, 12:06 WIB
(Muhammad Firman)
Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar adanya? (kotaku.com)
BERITA TERKAIT
Ditemukan, Bakteri Pengganti Pasta Gigi
Apakah Penyakit Akibat Radiasi Menular?
Flu Bebek Menyebar Luas di China
Pada Umur Berapa Manusia Merasa Bahagia?
Riset: Senyum Palsu, Biang Keladi Depresi
VIVAnews - Di masyarakat selama ini beredar mitos bahwa setiap tujuh tahun (atau 10 tahun) tergantung versi cerita yang Anda dengar, kita menjadi manusia yang baru. Pasalnya, dalam kurun waktu tersebut, seluruh sel dalam tubuh telah digantikan dengan sel baru.
Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar adanya?
Pada buku Science Desk Reference (Stonesong Press, 1995) disebutkan, pada tubuh manusia terdapat 50 sampai 75 triliun sel. Masing-masing punya umurnya sendiri dan saat manusia yang bersangkutan mati, sel membutuhkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mati.
Penyidik forensik sering memanfaatkan keadaan tersebut untuk menentukan penyebab kematian dan waktu kematian, misalnya seorang pelaku bunuh diri.
Seperti dikutip dari Life Little Mysteries, 6 April 2011, sel darah merah bisa hidup selama 4 bulan, sementara sel darah putih rata-rata hidup lebih dari setahun. Sel milik usus besar mati setelah 4 hari, sedangkan sel sperma umurnya hanya 3 hari saja.
Meski pada umumnya sel memiliki usia yang singkat, namun sel otak umumnya hidup selama manusia itu hidup. Neuron di cerebral cortex, misalnya, tidak digantikan saat mereka mati.
Dari fakta-fakta di atas, siklus 7 tahunan seperti cerita yang berdar tidaklah benar karena sel mati dan diganti hampir setiap hari oleh tubuh. Tidak jelas dari mana mitos ini berawal. Kemungkinan, seorang yang memiliki maksud baik namun kurang memiliki informasi yang cukup berasumsi bahwa seluruh sel diperbarui setelah 7 tahun dan kemudian manusia itu menjadi manusia baru. (umi)
sumber: www.vivanews.com
Subscribe to:
Posts (Atom)