Monday 1 November 2010

Status “Tanda Bahaya” Gunung Berapi di Indonesia


1. LEVEL I NORMAL.
Makna: Tak ada ada gejala aktivitas tekanan magma. Tingkat aktivitas dasar.
Tindakan: Pengamatan rutin. Survei dan penyelidikan
2. LEVEL II WASPADA
Makna: Ada aktivitas apapun bentuknya. Terdapat kenaikan aktivitas diatas tingkat normal. Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya. Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal.
Tindakan: Penyuluhan/sosialisasi. Penilaian bahaya. Pengecekan sarana. Pelaksanaan piket terbatas
3. LEVEL III SIAGA
Makna: Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana. Peningkatan intensif kegiatan seismik. Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu.
Tindakan: Sosialisasi di wilayah terancam. Penyiapan sarana darurat. Koordinasi harian. Piket penuh
4. LEVEL IV AWAS
Makna: Menandakan gunung berapi segera akan atau sedang meletus atau dalam keadaan kritis yang menimbulkan bencana. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap. Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Tindakan: Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan. Koordinasi dilakukan secara harian. Piket penuh (Sumber: Wikipedia)

21 (Dua puluh satu) Gunung Api di Indonesia Dalam Kondisi Tidak Normal Berdasarkan Pantauan s.d Jumat, 28 Oktober, 2010

Di Indonesia, banyak ditemukan gunung api dalam kondisi aktif. Berdasarkan pantauan Pusat Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM, ada 21 gunung api tipe A yang status keamanannya tidak normal.
“Catatan kita ada 18 gunung yang berstatus waspada, 2 siaga dan 1 berstatus awas,” kata Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Berapi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Budianto dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (28/10/2010). Catatan tersebut adalah sebagai berikut

Satu gunung bersatus awas (level IV) yakni: Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.

Dua gunung yang berstaus siaga (level III) adalah :

1. Gunung Karangetang (Sulut).
2. Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara).

Delapan Belas gunung yang berstatus waspada (level II) adalah :

1. Gunung Anak Krakatau (Lampung).
2. Gunung Semeru (Lumajang, Jatim).
3. Gunung Bromo (Jatim).
4. Gunung Slamet (Jateng).
5. Gunung Papandayan (Garut, Jabar).
6. Gunung Batur (Bali).
7. Gunung Rinjani (Lombok, NTB).
8. Gunung Egon (Sikka, NTT).
9. Gunung Rokatenda (Flores, NTT).
10. Gunung Sangeang Api (Bima, NTB).
11. Gunung Kerinci (Jambi).
12. Gunung Kaba (Bengkulu).
13. Gunung Talang (Solok, Sumbar).
14. Gunung Sinabung (Karo, Sumut).
15. Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut).
16. Gunung Lokon (Tomohon, Sulut).
17. Gunung Gamalama (Ternate, Maluku Utara).
18. Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara).

“Dari 68 gunung api bertipe A yang kami pantau, ada 21 yang statusnya waspada hingga awas.

Gunung tipe A adalah gunung yang pernah bererupsi (meletus) sekurang-kurangnya 1 kali sesudah tahun 1600. Sedangkan gunung tipe B adalah gunung yang sesudah tahun 1600 tidak lagi mengalami erupsi. Gunung tipe C adalah gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, atau tidak ada catatan letusannya.

“Ini kami sampaikan agar masyarakat lebih waspada, karena gunung-gunung itu sering didaki, juga sering untuk jalan-jalan, banyak aktivitas warganya. Dengan pemberitahuan ini agar diperhatikan jika ada hembusan panas,” lanjut Agus.

Status bahaya level I atau status normal artinya berdasarkan pengamatan visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan. Level II atau waspada berarti ada peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.

Di level III atau siaga, terjadi peningkatan pengamatan kawah secara visual, kegempaan dan metide lain yang saling mendukung. Sedangkan level IV atau awas, letusan awal mulai terjadi berupa abu/ asap. Hal ini akan diikuti letusan utama. (Sumber: Detiknews).

No comments: