Saturday, 23 April 2011

Sebuah Debat Terbuka, Islam Agama Kekerasan?


REPUBLIKA.CO.ID,Menurut ahli Arab dari Belanda, Hans Jansen, Islam adalah agama kekerasan yang menganjurkan perang melawan mereka yang tidak sepaham. Namun Guru Besar Emeritus Sjoerd van Koningsveld justru berpendapat bahwa Jansen tidak mengamati perkembangan terbaru dengan baik.

Akademisi Barat - tulis Hans Jansen dengan nada mengejek dalam artikel terbarunya - menyesatkan masyarakat dengan terus-menerus menggaung-gaungkan bahwa Islam adalah agama damai. Sementara rata-rata muslim menganggap Barat sebagai "rumah perang."Hans Jansen bisa dibilang "bukan teman Islam."

Dalam buku-bukunya - yang laris terjual - ia memperingatkan karakter agresif agama Islam dan ancaman Islamisasi di Eropa. Rekan-rekan seprofesinya tidak menganggap peringatannya serius, apalagi publik luas.

Dan dengar-dengar, ia adalah sumber inspirasi penting bagi politikus anti-Islam Geert Wilders. Belum lama ini ia jadi saksi ahli dalam proses pengadilan pemimpin partai kanan populis PVV tersebut.

Salah satu akademisi Barat yang dikeluhkan Jansen adalah Ruud Peters, Guru Besar Emeritus Arab dari Universiteit van Amsterdam. Selama bertahun-tahun disertasi Peters mengenai doktrin jihad dianggap sebagai "kitab suci" di dunia internasional.

Dalam disertasinya Peters menyimpulkan bahwa saat ini jihad adalah konsep kuno. Sejak serangan 9/11 di New York, Hans Jansen tak melewatkan satu kesempatan pun untuk menggarisbawahi betapa kesimpulan Ruud Peters salah.

Namun menurut Guru Besar Emeritus dari Belanda lainnya, Islamolog Sjoerd van Koningsveld, Jansen justru ketinggalan perkembangan terbaru. "Al-Qaeda cuma kelompok marginal yang tak dianggap serius kebanyakan muslim. Beberapa tahun terakhir pendapat sebagian besar muslim soal jihad berubah, persis seperti yang diperkirakan Peters."

Dalam Islam, jelas van Koningsveld, tidak ada seorang pun yang memiliki kekuasaan tunggal seperti halnya Paus di Roma. Para pemimpin agama diputuskan berdasarkan kesepakatan di antara mereka. Dan pada tahun-tahun terakhir, banyak di antara mereka menentang jihad sebagai perang agresif.

Koningsveld memberi contoh Yusuf Qaradawi yang berpengaruh dan beroperasi dari Qatar. Menurut Qaradawi, jihad adalah bentuk pertahanan. Jika muslim diserang.

Menurut Koningsveld, Sumber inspirasi pemikiran mengenai jihad baru adalah migran muslim di Eropa. Karena mereka tinggal di negara nonmuslim, dalam beberapa tahun terakhir jadi berkembang peraturan syariah baru yang disebut fikih minoritas. Aturan ini antara lain menjawab pertanyaan seperti: apakah seorang muslim dapat menjadi warga negara tempat mereka bermukim atau bolehkah mereka jadi tentara atau terjun dalam politik di negara nonmuslim.

Untuk pertanyaan itu tentu saja tidak akan ada jawabannya jika Barat dilihat sebagai rumah perang.Menurut Koningsveld, semakin banyak pemimpin Islam yang meninggalkan julukan "rumah perang." Kata yang cocok menggantikannya adalah "rumah dakwah" dan "rumah iman."

Sumber: www.republika.co.id

No comments: