Wednesday 23 September 2009

Di Belanda Idul Fitri Tak Dikenal

-Meskipun menjadi hari raya terpopuler kedua di Belanda setelah Natal, namun orang Belanda secara umum tidak kenal apa itu Idul Fitri. Mereka lebih mengenalnya sebagai Suikerfeest (Hari Raya atau Pesta Gula).

Bagaimana itu bisa terjadi? Karena pada hari itu orang-orang muslim merayakannya dengan suguhan serba manis, begitu jawaban standar orang-orang Belanda yang ditanyai detikcom.

'Orang muslim' dalam pengertian umum masyarakat Belanda langsung terasosiasi pada warga Turki atau Marokko. Oleh sebab itu tradisi mereka juga kuat melekat sebagai citra tradisi muslim. Bahwa ada muslim Belanda asli, etnik lain, atau muslim Indonesia (termasuk generasi pertama dari Maluku) yang punya tradisi sendiri, dengan kuliner didominasi rasa gurih, nampaknya tak bisa mengubah citra itu.

Kalau pada hari Idul Fitri anda bertamu ke orang Turki atau Maroko, suguhan yang dominan memang serba manis. Di antaranya kue chorida (Maroko), lokum, halva (camilan dengan wijen, gula, madu) dan baklava (Turki). Suguhan ini biasanya dikombinasi dengan kopi atau teh dengan daun mint segar.

Orang Turki sendiri di negara asal dalam bahasa ibu mereka punya penamaan sendiri untuk Idul Fitri, yakni Seker Bayrami (seker = gula, bayrami = hari raya atau pesta). Kuat dugaan dari nama Seker Bayrami dan tradisi camilan serba manis itulah terjadi proses morfologi kata Suikerfeest di kalangan orang Belanda dan penutur bahasa Belanda.

Sebaliknya orang Indonesia di Belanda agak kurang terbiasa dengan nama Suikerfeest ini. Lidah orang Indonesia lebih nyaman menyebutnya Idul Fitri atau lebaran. Oleh sebab itu tradisi ketupat sayur, opor ayam, rendang, gulai ikan, dan sejenisnya tetap tak tergeser atau latah dengan sajian serba manis. Selama Idul Fitri ragam kuliner top Nusantara itu tetap mendominasi meja makan keluarga muslim Indonesia di Belanda.

Orang Indonesia umumnya juga lebih kritis dan kurang sreg menggunakan nama Suikerfeest. Zaman dulu gula memang simbol kemakmuran dan kesejahteraan, tetapi kini persepsi kesehatan terhadap gula justru kurang menguntungkan. Selain itu nama Suikerfeest juga dinilai dapat memunculkan bias dari makna Idul Fitri sebenarnya.

Sumber: http://ramadan.detik.com

Problema Penyatuan Awal Bulan Terpecahkan

Makassar -Umat Islam, khusunya di tanah air, patut bersyukur karena Idul Fitri 1430 H tahun ini dirayakan secara serempak. Apakah ini merupakan indikasi bahwa salah satu problema pokok umat Islam selama ini terpecahkan?

Tulisan ini mengulas latar belakang masalah penyatuan awal bulan dan uraian singkat solusinya dari perspektif Al Quran dan sains.

Mengawali dari Definisi

Sebenarnya tidak ada perbedaan pendapat tentang landasan penetapan awal ramadan dan Idul Fitri yaitu , "Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (berlebaran) karena melihat hilal. Bila tidak terlihat hilal, sempurnakanlah bilangan Sya'ban atau Ramadan hingga tiga puluh," (HR. Muslim).

Masalah timbul karena kekeliruan pemahaman, yaitu anggapan bahwa hilal adalah bulan, padahal bukan. Hilal yang bentuknya menyerupai sabit di ufuk barat saat matahari terbenam pada setiap awal bulan adalah kenampakan bulan. Jadi, bukan 'bulannya'. Hilal itu, fenomena cahaya, refleksi sinar matahari oleh bulan. Eksitensi hilal bergantung pada ada tidaknya cahaya, sedangkan bulan tidak. Hilal sesuatu yang menempel pada bulan.

Hilal adalah salah satu fase bulan (moon phase), yaitu fase terkecil. Fase bulan membawa banyak informasi, selain sebagai tanda waktu juga memuat informasi letak matahari setelah terbenam. Mengamati fase bulan, kita dapat membayangkan letak planet bumi di jagad raya. Fase bulan juga dapat berfungsi sebagai penunjuk arah, termasuk arah kiblat.

Kekeliruan memaknai hilal dari hadis di atas menjadi akar perbedaan selama ini. Secara astronomis, penentuan posisi bulan dengat tepat memang dimungkinkan. Itu sebabnya sebagian umat Islam percaya pada perhitungan (hisab), Patut dipahami, faktor ini tidak cukup (insufficient) sebab posisi bulan hanya salah satu variabel kenampakan hilal. Variabel lain yaitu sudut elongasi bulan-matahari dan usia bulan setelah konjungsi (ijtimak) tetap harus diperhitungkan.

Sesungguhnya Al Quran memberi definisi akurat tentang hilal, yaitu dalam ayat berikut:"Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan ibadah haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakngnya. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung," (QS 2:189).

Definisi fungsional ini menyebut hilal sebagai tanda waktu. Hal ini jelas sebab hilal muncul sekali sebulan. Logika umum, yang disebut tanda biasanya ada gambar berupa lambang. Dengan kata lain ada kenampakan (visibility).

Kuantisasi kenampakan hilal yang hanya memperhitungkan posisi jelas tidak memadai (inadequate), terlebih jika kategorinya ekstrem misalnya menganggap kelahiran bulan baru adalah kapan saja setelah konjungsi. Akumulasi pengamatan sejauh ini mengungkapkan bahwa hilal dapat teramati (visible) jika posisi bulan berada pada kisaran minimal dua derajat di atas ufuk saat Magrib

Aspek lain yang patut dicermati adalah letak ayat ini serumpun dengat ayat-ayat puasa. Ini mengisyaratkan bahwa hilal memang tidak terpisahkan dengan penentuan awal bulan (Ramadan) sekaligus Ied Alfitri sebagaimana juga ditekankan oleh Nabi melalui hadis di atas.

Penekanan agar tidak keliru mendefinisikan hilal masih berlanjut pada bagian berikutnya yaitu: "Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Sepintas, bagian ayat ini seolah keluar dari konteks sebab tidak terkait langsung dengan topik utama, yaitu hilal. Gaya bahasa Al Quran memang sangat indah, tinggi sekaligus diperuntukkan bagi kaum yang suka berfikir (ulil albab). Secara umum, bagian ini mengandung pesan bahwa dalam membahas sesuatu harus dari 'pintu masuknya'. Bukankah definisi merupakan awal dari perbincangan tentang ilmu? Allah SWT mengajari Adam AS tentang nama-nama juga terkait langsung dengan definisi.

Dari Definisi ke Jalan Tengah, ke Jalan Syariah

Akar perbedaan penentuan awal bulan, termasuk Ied Alfitri bukan karena perbedaan metode, tapi perbedaan menetapkan definisi. Rukyat adalah pengamatan (observasi) sedangkan hisab adalah perhitungan. Metodologi berbeda tidak masalah jika dipakai di atas definisi yang sama. Rukyat dan hisab bukan hal yang bertentangan.

Ada upaya kuantisasi hilal yang secara ilmiah cukup representatif yaitu yang disebut 'Imkan Arrukyat'. Visibilitas hilal melalui cara ini memperhitungkan faktor tambahan selain posisi. Metoda gabungan ini merupakan solusi jika definisi hilal yang benar dipakai.

Meskipun demikian, karena fenomena hilal tidak bersifat deterministik melainkan stokastik bahkan bersifat kuantum, maka tetap diperlukan observasi. Observasi sebagai keharusan syariah adalah unsur utama metoda ilmiah. Ilmu pengetahuan berkembang melalui jalinan erat antara teori dan observasi.

Jalan tengah cukup memadai untuk menghindari hari raya ganda, namun solusi akhir adalah kembali ke syariah, yaitu rukyat.

Perhitungan dapat saja dilakukan, tetapi bukan keharusan sebab posisi kemunculan hilal di ufuk barat sudah dapat diprediksi melalui pengamatan bulan saat terbit di ufuk timur pada beberapa hari menjelang akhir bulan. Tindak lanjutnya, pemerintah perlu mewadahi pembangunan station pengamatan hilal di tempat-tempat strategis, dan ini tidak sulit. Jumlah station yang tersebar dari utara ke selatan pada satu koordinat garis bujur harus memadai.

Begitu hilal teramati di suatu station, maka harus di informasikan ke station wilayah Barat, bukan wilayah Timur. Dalam analogi, pesan seolah berbunyi "Kereta sudah berangkat dari station A, Insya Allah akan tiba di station B satu jam kemudian."

Dengan demikian, masalah perbadaan penetapan awal bulan terpecahkan. Implementasi di lapangan tinggal selangkah, yaitu kesiapan membuka diri. Jika tidak, hari raya ganda akan tetap langgeng padahal kita semua merindukan satu hari raya.

*)Tasrief Surungan adalah Lektor Kepala Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin, Makassar.
email: tasrief@gmail.com
Komplek Unhas TML Blok P7
Makassar, 90245

Sumber: http://ramadan.detik.com/read/2009/09/20/103230/1207203/631/problema-penyatuan-awal-bulan-terpecahkan

Saturday 19 September 2009

Makna Idul Fitri

MAKA hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS Al-Rum [30]: 30)
Hari raya Idul Fitri sebagai puncak pelaksanaan ibadah puasa memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri. Idul Fitri secara etimologi (kebahasaan) berarti hari raya Kesucian atau juga hari raya Kemenangan yakni kemenangan mendapatkan kembali, mencapai kesucian, fitri.
Adapun kata 'id dalam bahasa Arab diambil dari akar kata `ain-wa-da, yang memiliki banyak arti, di antaranya: sesuatu yang terjadi berulang-ulang. Kata `id juga berarti kebiasaan dari kata `adah. Dan kata ‘id juga memiliki arti kembali, kembali ke asal dari kata `audah semua itu dapat dipelajari dalam ilmu sharf, yang antara lain membahas perubahan-perubahan kata dalam bahasa Arab.
Dari pengertian yang terakhir, Idul Fitri atau kembali ke asal adalah pengertian yang sangat relevan dengan makna yang akan dicapai dalam pelaksanaan ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan sarana penyucian diri, tentu saja apabila dijalankan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan serta disadarinya tujuan puasa itu sendiri sense of objective.
Hal ini sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. berkaitan dengan asal kejadian manusia. Dikatakan dalam hadis Rasulullah Saw. bahwa setiap anak yang lahir adalah suci, "Setiap anak yang lahir adalah dalam kesucian ...." Penegasan yang berkenaan dengan kesucian bayi yang baru lahir juga dinyatakan dalam sebuah hadis lain yang mengatakan bahwa seorang bayi apabila meninggal, maka is dijamin akan masuk surga.
Manusia dengan kesucian asalnya, primordial, terkadang mudah terjerumus dan tergelincir ke dalam dosa sehingga menjadikan dirinya tidak kecil lagi. Meminjam istilah sastrawan terkenal Dante, kesucian itu diistilahkan dengan surga atau paradiso, suasana jiwa tanpa penderitaan. Sedangkan dosa, sebagai kondisi jiwa yang tidak membahagiakan diistilahkan dengan inferno atau neraka. Dan bulan Ramadlan yang berarti penyucian diistilahkan dengan purgatorio atau penyucian jiwa. Orang yang menjalankan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan, dengan sendirinya akan dapat mengembalikan jiwanya ke keadaan kesucian atau paradiso, yakni kebahagiaan karena tanpa dosa.
Setelah berhasil menjalani ibadah ptiasa dengan baik, orang beriman kemudian oleh Al-Quran dianjurkan untuk bertakbir atau mengagungkan asma Allah Swt. sebagaimana disebutkan,'... Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukar an bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk¬nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur (QS Al-Baqarah [2] : 185).
Dengan anjuran takbiran tersebut, sepertinya seorang Muslim yang telah menjalankan ibadah puasa diasumsikan berada dalam kemenangan atau kesucian sehingga yang ada hanya Tuhan dan yang lain dianggap tidak berarti apa-apa. Allah-u Akbar, Allah Mahabesar.
Adapun hal unik yang berkaitan dengan takbir adalah susunan lafaz takbir. Takbir yang biasanya dalam shalat dibaca sesudah tahmid '(menyucikan nama Allah Swt.), dibalik susunannya pada saat takbir hari raya—tahmid dibaca sesudah takbir.
Asumsi atau anggapan yang muncul adalah karena dengan menjalankan puasa yang baik, sesuai dengan tuntunan dan telah berhasil melewati tingkatan-tingkatan dari lahiriah, nafsiah, hingga ruhaniah atau spiritual, maka seseorang dinyatakan telah mencapai kesucian. Segala sesuatunya dianggap sudah beres, artinya manusia telah kembali kepada asalnya, yakni kesucian atau fitri. Itulah sebabnya, yang diperlukan kemudian hanyalah mengagungkan nama dan kebesaran Allah Swt.
Sesuai hukum fiqih formal, anjuran bertakbir dimulai pada hari tenggelamnya matahari pada akhir Ramadlan sebagaimana tertulis dalam Al-Quran, Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah ... (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Dan perlu disinggung di sini berkenaan dengan yang terjadi di masyarakat kita pada malam hari raya tiba. Sudah membudaya takbir keliling yang sesungguhnya merupakan manifestasi atau ungkapan kebahagiaan setelah berhasil memenangkan ibadah puasa. Dan takbir yang juga merupakan sarana meluapkan kebahagiaan setelah berpuasa itu juga identik dengan semangat zakat fitrah, yang intinya adalah memberikan kebahagiaan kepada orang yang tidak berpuasa, tu`mat-an li’l-masakin. Dalam ungkapan lain, lewat gerakan zakat fitrah, pada hari raya Idul Fitri jangan sampai ada orang yang bersedih dan jangan sampai ada orang yang meminta-minta. Ini hari kebahagiaan.
Itulah sebabnya, mengeluarkan zakat fitrah sebagai zakat pribadi juga ditegaskan olch hadis rasulullah Saw., harus dilaksanakan sebelum lid Fitri.
Dengan memahami hakikat ibadah puasa sebagai proses penyucian diri serta diiringi melaksanakan kewajiban zakat fitrah—yang tentunya juga dianjurkan untuk diikuti dengan zakat-zakat dan amal-amal sosial yang lain—maka makna sesungguhnya Idul Fitri adalah kembali kepada kesucian. Dan inilah hakikat kebahagiaan yang sejati: kembali kepada kesucian, fitri tanpa dosa—yang menjadi sumber segala penderitaan setiap anak manusia

Sumber: 30 Sajian Ruhani, Renungan di Bulan Ramadlan, Nurchalish Madjid

Friday 18 September 2009

Tertangkapnya Noordin M Top, Bermula Dari Urwah



Cerita di balik sukses Densus 88 Polri melakukan penggrebekan di Solo, pada 16-17 September, yang mengakibatkan tertembaknya Noordin M Top, cukup menarik. Semula, polisi di Solo itu rencananya menggrebek Urwah. Sebab Urwah, menurut penyelidikan polisi, sedang menyiapkan bom berikutnya –setelah JW Marriott dan Ritz Carlton.

Urwah atau Bagus Budi Pranoto bersama Aji dikenal sebagai kader Azahari dan Noordin yang juga piawai merakit bom. Ia masuk dalam target utama Polri setelah Noordin. Jejaknya sudah terendus lama. Bahkan sebelumnya, ketika Ibrohim alias Boim ditangkap dan tertembak di Kedu, Temanggung, pada saat yang hampir bersamaan Urwah juga digrebek di Solo, tapi berhasil lolos.

Jadi target polisi waktu itu, sebagaimana informasi yang diperoleh reporter tvOne, sesungguhnya adalah Urwah, buron yangg terlibat kasus bom hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta. Kalau Urwah tertangkap, maka 40 persen target pemberantasan teroris terpenuhi sebelum Idul Fitri ini.

Informasi soal Urwah bermula pada hari Rabu siang (16/9) saat Polisi berhasil menangkap Kedu dan Bejo di Pasar Gading, Solo. Dari mulut Kedu dan Bejo itu kemudian diketahui rumah tempat persembunyian Urwah. Tak membuang waktu, Rabu malam itu juga tim satgas mengepung rmh yang disewa oleh Susilo itu di Jebres.

Ketika dua anggota satgas mencoba memasuki rumah, tiba-tiba mereka disambut dengan tembakan senapan mesin. Kedua anggota Satgas itu kaget dan cepat-cepat mundur. Setelah itu serangan baru disusun labih rapi. Dari pukul 23.30 sampai Kamis dini hari, tembakan bersahut-sahutan.

Menjelang pagi, pasukan satgas yang sampai di tempat kejadian perkara itu sudah lengkap. Anggota tim sargas mulai yakin yg mereka hadapi tak hanya Urwah, tapi Noordin M Top, buron kelas kakap. Indikasinya, sambutan (tembakan) dari dalam rumah luar biasa dan pertama kalinya buronan menggunakan senjata otomatis.

Kamis pukul 05 pagi, serbuan mematikan dgn senjata penghancur tembok dilakukan. Itulah yg didengar penduduk sebagai ledakan mirip bom. Ledakan kedua sektar pukul 6.00. Begitu tembok terbuka, serangan mematikan segera dilakukan. Ternyata setelah itu, tembak menembak berlangsung seru. Di antara empat teroris yg tertembak, salah seorang di antaranya ternyata Noordin. “Target kami jadi 100%. Bahkan dengan tertembaknya Aji, satgas anti teroris mendapat bonus,” kata seorang pimpinan satgas, sumringah.


sumber: www.tvone.co.id

Teologi Kemiskinan

Oleh: K.H. Badaruddin Hsubky (diedit)

Kita sudah sepakat untuk mengejar ketertinggalan di segala bidang, terutama mengentaskan kemiskinan. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengubah nasib. Artinya, membuat proses pengalihan dari satu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik, dari miskin ke sejahtera, dari kufur kepada iman, dan seterusnya.

Tetapi benarkah kemiskinan dapat diatasi? Mari kita melihat dulu tipologi kemiskinan secara teologis. Jika dilihat dari ajaran qadha' dan qadar, maka ada dua tipe kemiskinan.

Pertama, kemiskinan ikhtiary, Allah SWT berfirman, Manfaat bagi manusia karena kasab (pendapatan/pekerjaan yang baik)-nya dan mudarat bagi manusia karena tasab (pendapatan/pekerjaan yang buruk)-nya (QS 2:286)

Kemiskinan tipe ini antara lain disebabkan oleh dua hal:
  1. Akibat sistem (struktur) yang timpang, yaitu disebabkan antagonisme oleh sebagian kelompok mapan. Cara untuk mengentaskan kemiskinan yang ini adalah mengubah sistem yang timpang tadi, karena hanya merekalah yang berkepentingan mengubahnya secara obyektif.
  2. Akibat berbuat yang tidak rasional malas, tidak ada etos kerja, cepat merasa puas, tidak terampil, dan seterusnya. Cara mengentaskan kemiskinan macam ini adalah dengan mengubah sifat pribadi yang negatif dengan sifat-sifat yang positif, konstruktif dan produktif, sehingga menjadi orang mapan dan sejahtera.
Harus ditumbuhkan pula cara berpikir rasional, kerja keras, terampil, dan ber-iptek. Strateginya adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan.

Jika semua hal tadi tidak segera ditangani, maka teori mengentaskan kemiskinan yang sudah dipopulerkan akan menghasut orang miskin untuk berbuat harakiri. Berikanlah modal yang produktif agar mampu berinisiatif dan kreatif di masa yang akan datang yang lebih kondusif.

Kita mempuyai pijakan Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh mencari jalan, niscaya bakal mendapat petunjuk pada kebaikan yang dicarinya itu (QS 94:6)

Kedua, kemiskinan taqdiry, yaitu kemiskinan yang disengaja diberikan oleh Allah kepada manusia. Kemiskimam tipe ini disebut qadha' mubarram atau mudhthar, yaitu ketentuan Alllah secara langsung tanpa ada usaha manusia. Firman Allah, Katakanlah, "sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah dietapkan oleh Allah bagi kami (QS 9:51)

Kemiskinan macam ini digelar oleh Allah untuk menguji keimanan (kepasrahan) yang bersangkutan. Bagi orang yang pasrah, ujian itu akan berbalik menjadi anugrah. Miskin tipe ini tidak relevan dengan usaha mengentaskan kemiskinan secara totalitas. Yang relevan adalah diberi nasehat supaya sabar dan tawaqal atas pemberian Allah itu. Berikan sedekah kepada mereka. Disinilah tugas orang kaya (mampu) memenuhi ajaran yang mulia, dengan memberi santunan yang konsumtif.

Persembunyian Terakhir Noordin M Top di Kamar Mandi



Jakarta - Setelah 9 tahun, Noordin M Top menjadi buronan polisi. Akhirnya, gembong teroris asal Malaysia itu dapat dibekuk setelah bersembunyi di kamar mandi sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah yang digerebek Densus 88.

"Rumah terbakar karena ada motor yang terkena tembakan dan terbakar. Untuk menghindari api, 5 orang itu berlari ke kamar mandi untuk berlindung," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD).

Hal itu disampaikan BHD dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (17/9/2009).

Di kamar mandi inilah, nyawa Noordin akhirnya melayang. Pria yang konon memiliki banyak istri itu tewas setelah terkena ledakan. Namun BHD memastikan, Noordin tidak meledakkan bom bunuh diri.

"Dia terkena senjata kita bukan bom bunuh diri," kata BHD.

Tewasnya Noordin hampir mirip dengan rekannya sesama alumnus Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Dr Azahari. Azahari yang ahli merakit bom itu tewas dalam sebuah penggerebekan di Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Bersama Azahari, teroris yang dihargai Rp 1 miliar itu ditengarai menjadi otak serangkaian pengeboman di Indonesia yang menewaskan ratusan korban. Keduanya mendalangi aksi Bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2003), bom Kedutaan Australia (2004), dan Bom Bali II (2005).

Noordin (40) merupakan warga negara Malaysia yang lahir di Kluang Johor, pada 11 Agustus 1968. Noordin tercatat pernah bergabung dengan Jamaah Islamiyah (JI) dan memegang bagian pendanaan.

Namun, menurut Direktur International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, JI mengalami perpecahan internal pada tahun 2003. Sejak itu pula, Noordin memimpin kelompok sempalan yang tidak tunduk kepada JI pusat dan merasa menjadi wakil Al Qaeda di Indonesia dan Asia Tenggara.

"Penting untuk dibedakan antara Noordin dan JI. Dia memang anggota JI, tapi selama 5 tahun belakangan ini sudah menjadi ketua kelompok sempalan, di mana ada beberapa anggota JI tapi mereka tidak tunduk kepada JI sebagai organisasi," kata Sidney beberapa waktu lalu.

Sepeninggal Azahari, Noordin terus merekrut kader-kader yang bersedia diajak untuk melakukan 'jihad' dengan aksi pengeboman yang menetapkan orang asing sebagai sasaran. Noordin memang dikenal piawai untuk mempengaruhi dan membujuk pengikutnya.

Kepiawaian Noordin tidak hanya dalam hal merekrut 'pengantin', sebutan bagi mujahid yang melakukan bom bunuh diri. Noordin juga licin bak belut alias pandai menghindari kejaran polisi. Noordin diketahui selalu berpindah-pindah. Dia sempat tinggal di Riau, namun belakangan lebih senang berkeliaran di Jawa Tengah.

Menurut mantan investigator bom Bali I Hermawan Sulistyo, Noordin bisa secepat 'kilat' menghilang apabila diendus oleh polisi. Terhitung, 9 tahun sudah Noordin berada dalam pelariannya.

"Saat di Semarang saja Noordin sudah berpapasan sama polisinya. Habis itu dikejar dalam hitungan 2 menit hilang di depan publik," jelas Kiki, panggilan akrab Hermawan.

Namun kini pelarian Noordin telah berhenti. Gembong teroris itu tewas bersama 3 rekannya, Bagus Budi Santoso alias Urwah, Aryo Sudarso alias Aji, dan Hadi Susilo alias Adib.
(ken/iy)

Sumber: detik.com

Thursday 17 September 2009

Lebih Jauh Dengan Densus 88

Oleh: Arya Sosman.

Sejak dibentuk tahun 2004 Densus 88 terus mengukir prestasi yang mengagumkan bahkan dunia Internasionalpun mengacungkan jempol. Namun demikian secara umum kita ingin mengenalnya lebih jauh.
Diantara tahun 2000 - 2005 banyaknya aksi teror pemboman yang terjadi di indonesia, mulai dari bom kedubes filipina dan malaysia, BEJ, Plaza atrium, bali I dan II, bom kuningan, bom JW marriot dan lainnya yang kemudian memicu negara lain melakukan travel warning. dan sudah tentu di dalam negeri menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
itulah alasan keharusan Indonesia membentuk pasukan Khusus pemusnah teror yang kemudian bernama Detasemen Khusus 88 atau lebih dikenal dengan Densus 88. pembentukannya tidak lepas dari campur tangan negara Amerika Serikat melalui ide diplomatic security service (Paspampres-nya Amerika Serikat)

Angka 88 adalah lambang dari 2 borgol. Makna lainnya adalah angka 88 tidak putus dan terus menyambung. Detasemen ini mendapat pelatihan di Megamendung, Jawa Barat, dengan berbagai kelengkapan pelatihan baru dari pembiayaan Amerika Serikat. Diantaranya firing range, knockdown house, ruang kelas dan berbagai bangunan dengan alat dan kelengkapan untuk melakukan berbagai pelatihan. Untuk menjaga keterampilan menembaknya, setiap personel sedikitnya menghabiskan 30.000 peluru selama pendidikan. Instruktur didatangkan dari Amerika Serikat dengan kualifikasi eks Pasukan Khusus atau Secret Service. Selain pelatihan di Megamendung, Densus 88 juga menggunakan Pusat Pelatihan Anti teror Indonesia (Platina) yang berada di komplek Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.

Persenjataan yang digunakan adalah bergai jenis. Mulai dari Colt M4 assault rifle (M4A1. Serdadu Amerika menggunakan senjata ini, menggantikan M16. Kalau anda pernah nonton film S.W.A.T, pasukan SWAT menenteng senjata ini), Armalite AR-10 sniper rifle (senapan sniper / penembak runduk), Remington 870 shotgun dan pistol Glock 9mm.
Anggota Densus 88 juga diperlengkapi Steyr AUG, senapan buatan Austria yang sangat kokoh. Kabarnya, senapan ini masih bisa bekerja optimal walau telah digilas truk berbobot 10 ton berulang kali!
Setelah referendum di Timor Timur dulu, pasukan Australia yang tiba di Timor Timur dilengkapi dengan Steyr AUG.

Densus 88 mempunyai 3 peran dan fungsi :
1. karena densus 88 berada di bareskrim mabes polri dan ditreskrim polda, juga merupakan personel dengan kualifikasi seorang reserse kriminal handal.
2. seorang personel densus 88 harus memiliki kualifikasi sebagai anggota intelijen keamanan,melakukan pendeteksian,analisis.
3. personel densus 88 adalah seorang negosiator yang handal.

Dari berbagai sumber

Sunday 13 September 2009

Perbedaan GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA

Sampai kini banyak orang yang tidak mengerti perbedaan GPRS, EDGE, UMTS dan HSDPA. Berikut ini sedikit bahasan tentang perbedaan keempat akses data tersebut.
Sebelum ada empat akses data tersebut, masih terdapat beberapa jenis akses data yang lain, yaitu CSD (Circuit Switched Data).

1. GPRS (General Packet Radio Service) : suatu teknologi yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan paket data. GPRS sering disebut dengan teknologi 2.5G. Fasilitas yang diberikan oleh GPRS : e-mail, mms (pesan gambar), browsing internet. Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56kbps sampai 115kbps.

2. EDGE (Enhanced Data for Global Evolution) : teknologi perkembangan dari GSM, rata-rata memiliki kecepatan 3kali dari kecepatan GPRS. Kecepatan akses EDGE secara teori sekitar 384kbps. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS (e-mail, mms, dan browsing).

3. UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) : perkembangan selanjutnya dari EDGE. UMTS sering disebut generasi ke tiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses internet (e-mail, mms, dan browsing), UMTS juga menyediakan fasilitas video streaming, video conference, dan video calling*). Secara teori kecepatan akses UMTS sekitar 480kbps.

4 HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 (3.5G) karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses data HSDPA sama seperti 480kbps, tapi pastinya HSDPA lebih cepat lah. Kalau gak lebih cepat apa gunanya menciptakan HSDPA. Semakin baru tekonologi pastinya semakin bagus.
Teknologi HSDPA kini sudah digunakan di 49 negara dan sejauh ini HSDPA sudah digunakan oleh 64 operator dunia. Kini sebanyak 121 operator di 55 negara telah menyatakan kesiapan mereka untuk meng-update jaringan mereka untuk menjadi HSDPA.

Ke-empat akses data di atas diaplikasikan pada modem hand phone /ponsel, ada juga modem khusus yang digunakan untuk koneksi tersebut. Sekarang banyak penyedia layanan komunikasi mobile (Telkomsel, Indosat, XL, Three, dan lainnya) berlomba-lomba memberikan fasilitas terbaik untuk akses internet unlimited dengan kecepatan 3.5G. Sebagai contoh :javascript:void(0)

- Telkomsel -> Flash
- Indosat -> M2

Sumber:
http://wyasha.wordpress.com/
http://tipsponsel-edybawas.blogspot.com

Friday 11 September 2009

Mempertanyakan Bangsa Indonesia (3)

Oleh: Nurchalis Madjid

TAPI tidak bisa secara segera dengan cara pelan-pelan. Supaya didorong keduanya menuju komprehensi dengan cara memberi pelajaran agama pada sekolah umum dan pelajaran umum kepada sekolah umum. Sehingga halangan psikologis bagi anak-anak santri untuk masuk sekolah menjadi hilang.
Nah tahun 1970-an mereka mulai lulus universitas. jadi ada intelektual boom, tapi peranannya belum terasa karena mereka umumnya masih muda. Maka mereka lebih sibuk pada urusan domestik, pekerjaan susah, rumah juga susah yang paling gampang cari jodoh.
Tapi itu cukup untuk membuat mereka input looking dan baru setelah masa ini selesai pada tahun 1980-an mereka output looking, maka di mana-mana ada gejala yang didominasi oleh mereka ini. Tahun 1985 merupakan puncaknya karena pada tahun 1986 Moerdiono sudah diingatkan bahwa sampeyan akan jadi korban dari sukses sendiri.
Karena mensponsori pendidikan berusaha untuk menaikkan taraf hidup, tapi tidak antisipasi konsekuensinya yaitu artikulasi, Indonesia akan semakin ribut karena semua orang akan bicara. Dan dalam kombinasi satu sama lain yang melibatkan ratusan ribu orang akan menjadi energi politik dan biasanya yang dipukul pertama adalah pemerintah.
Akhirnya itu terbukti. Jadi sebetulnya Soeharto menjadi korban dari suksesnya sendiri. Selain dari hal-hal yang sudah menjadi wacana umum seperti perlakuan-perlakuan yang tidak benar terhadap anaknya sendiri. Inti sebetulnya dia tidak berhasil mengantisipasi suksesnya sendiri.
Termasuk harmonisasi komunikasi, Soeharto punya peranan besar sekali. Kalau Indonesia kini makin Indonesia dan makin homogen karena fasilitas komunikasi broadcast satelit Palapa.
Tiba-tiba orang Indonesia yang di desa terpencil pun sekarang jadi faham politik karena melihat televisi. Sekarang relatif lebih homogen dibanding dulu. Cuma karena Harto lebih menekankan kepada ekonomi maka ada segi yang dilupakan yakni nation building-human resources building berkenaan dengan masalah kesadaran kebangsaan.
P4 yang disponsori kontraproduktif, karena itu indoktrinasi. Sebenarnya Indonesia adalah bangsa yang besar sekali yang masih dalam proses menjadi. Indonesia bangsa yang belum selesai.
Justru sekarang dengan adanya Gus Dur ini (sebetulnya bukan Gus Durnya yang penting tapi proses Pemilu dan pemilihan Presiden yang demokratis), maka saat ini merupakan kesempatan emas untuk merealisa semua ide terbaik mengenai negara nasional modern.
Kalau dulu kita tahu dari membaca, sekarang kita belajar dari pengalaman-eksperimentasi. Sehingga ada trial and error, ada biaya dan keuntungan. Kita harus berusaha supaya biayanya tidak begitu tinggi sehingga kita tidak kuat membayar. Kalau tidak kuat membayar maka kita ambruk.
Perolehan reformasi yang paling penting dan berharga adalah kebebasan. Selama masyarakat bebas maka seluruh proses bisa dikontrol karena terbuka. Tapi kalau tidak bebas tiba-tiba saja semua itu palsu, begitu terowongan kita lewati dan kita kembali ke terowongan maka kita dapati semua itu palsu. (sari perhumas luncheon talk)
Penulis adalah (Ketika tulisan ini dibuat masih menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina)

Mempertanyakan Bangsa Indonesia (2)

Oleh: Nurchalis Madjid

KEMUDIAN dirumuskan cita-cita keindonesiaan yang disebut sebagai Pancasila. Ini sama dengan salah satu tonggak dari amerikanisme yakni kata-kata dalam deklarasi Amerika yakni kesucian: egalite, liberty dan fraternity. Juga tiruan motto Bhinneka Tunggal Ika yang diambil dari ungkapan suci perbendaharaan kata Hindu-Budha. Lambang negara Burung Garuda pun tiruan dari Amerika.
Satu hal yang tidak kita tiru dari Amerika dan harus dibayar mahal yaitu ide federalisme. Disebabkan oleh dominasi konsep orang Jawa. Bung Karno pun tidak suka dengan negara federalisme maka ada pepatah persatuan dan kesatuan.
Ini jadi satu instropeksi bagi bangsa Indonesia. Salah satu persoalan dari Indonesia adalah mindset imperialistik pada orang Jawa tercermin dalam istilah Jawa dan luar Jawa- we and they.
Maka, orang Jawa tidak setuju dengan konsep negara federal melainkan memilih negara kesatuan. Tapi sekarang kita membayar dengan mahal sekali. Kecenderungan logisnya ialah pemerintahan yang terlalu tersentralisasi, dominasi dari Jakarta. Uang pun lebih dari 50 persen beredar di Jakarta sedangkan 50 lainnya tersebar di berbagai daerah luar Jakarta.
Akibatnya, karena kita terbiasa berpikir dalam suatu tatanan politik, penyelesaian masalah itu selalu berdimensi top down. Maka secara tidak terasa kita terdidik nature dalam suatu mindset mengharapkan segala sesuatu dari atas. Akibatnya kita tidak bisa mengambil inisiatif dari bawah atau tidak terbiasa.
Bung Karno hidup dalam suatu waktu yang sangat dikompakkan dan harapan begitu tinggi. Ketika dia menjadi presiden mencoba melaksanakan semua ide mengenai negara nasional modern. Tapi karena belum ada prasarana sosial kultural untuk menopangnya, akhirnya gagal. Kegagalannya membawa Indonesia ke malapetaka politik Tahun 1965.
Lalu Soeharto tampil. Dia tidak sekolah, tapi cerdas luar biasa. Dia jenius. Karena kecerdasannya dia tahu bagaimana mengatasi masalah Indonesia dan cenderung single mindedly, bahkan terkesan dia ingin menyelesaikan masalah Indonesia dengan caranya sendiri.
Seolah-olah dia tidak mau mengulangi kebingungan Bung Karno. Maka dia menyelesaikan Indonesia dengan cara militerisme plus Jawanisme, the communitely-nya adalah hirarkies dan ketaatan.
Biar pun Soeharto cerdas by nature - karena tidak sekolah - maka dia tidak punya wawasan tentang modern national state. Maka, konsep kiprahnya diambil dari tradisi pengalaman di Jawa, desa dan wayang. Sehingga dia tampil sebagai presiden namun tingkah lakunya seperti lurah desa Kemusuk. Ini yang membuat dia gagal.
Adapun yang membuat Soeharto awet 32 tahun sedangkan Bung Karno hanya enam tahun kurang karena efisiensi dan efektivitasnya mengikuti cara militerisme dan Jawanisme. Tapi karena secara alamiah bertentangan dengan konsep-konsep dasar dari negara modern seperti yang diletakkan oleh pendiri bangsa, maka dengan sendirinya gagal. Kegagalan itu paralel dengan naiknya kaum terpelajar.
Yang penting masyarakat sama-sama menjadi terpelajar lalu bisa bertemu siapa saja. Biasanya itu muncul setelah suatu investasi yang disebut human investment seperti pendidikan berjalan satu generasi. Sehingga ada siklus satu generasi 20 tahunan: 1908-1928 dan 1945.
Mereka mau suatu periode-periode memetik buah dari suatu investasi. Sedangkan tahun 1965 adalah suatu periode memetik buah invenstasi yang salah. Nah tahun 1985 ada satu gejala yang luar biasa pentingnya.
Tapi kita tidak tahu yaitu naiknya peranan lulusan universitas, yang sudah dimulai sejak tahun 1950-an, berkat Wahid Hasyim (Jawa-NU-pesantren) dan Bahder Johan (Sumatera-Muhamadiyah-VHS) di bawah kabinet Natsir yang buat kesepakatan bahwa dualisme pendidikan Indonesia harus di atasi dan dijadikan nasional.

Mempertanyakan Bangsa Indonesia (1)

Oleh: Nurcholis Madjid

INDONESIA sebetulnya adalah suatu hasil imajinasi yang kreatif dan berani karena sesungguhnya bangsa Indonesia juga tidak ada. Bangsa Indonesia yang ada sekarang ini adalah kumpulan dari bangsa-bangsa. Indonesia merupakan PBB mini dalam format kecil.
Para perintis kemerdekaan mulanya untuk mengisi kemerdekaan ini dengan rancangan konsep negara modern, sebagai akibat dari diperkenalkannya pendidikan modern oleh Belanda yang dimulai tahun 1901 dan menunjukan akibat yang tak terduga pada 1908. Pendidikan akan membuat seseorang menjadi artikulet, mampu menyatakan pikiran dan juga vokabuler. Pendidikan dengan sendirinya mempermudah komunikasi.
Untuk jangka waktu yang lama daerah Austronesia ini (meliputi Indonesia, Malaysia dan Filipina) merupakan lahan penelitian anthropologis yang paling eksotis. Daerah ini adalah yang paling banyak mengalami kesenjangan, sehingga sampai sekarang masih ada kantong-kantong yang menjadi objek anthropologi.
Terjadinya suatu bangsa karena keinginan hidup bersatu karena visi yang sama, maka Bung Karno memberikan definisi bahwa bangsa Indonesia tidak didasarkan pada konsep-konsep kesamaan ras dan agama, tapi lebih kepada kesamaan dalam pengalaman sejarah pernah dijajah Belanda.
Karena ini suatu kumpulan bangsa-bangsa maka untuk menjadi sebuah bangsa dibutuhkan komunikasi. Di sinilah peranan bahasa Indonesia yang digarap oleh mereka yang berpendidikan modern, sarjana-sarjana dari Sumatra Barat dan media massa berbahasa Melayu dengan huruf latin yang dimulai oleh masyarakat Cina untuk mendukung kegiatan dagang mereka.
Meski ada Bahasa Persatuan, tidak bisa untuk menjadi alat untuk meratakan jalan bagi terjadinya harmonisasi komunikasi sejak dari Sumatra ke Maluku. Sebab Maluku pun berbahasa Melayu. Justru di tanah Jawa tidak dikenal bahasa Melayu.
Kemudian, para pendiri negara mencari model yang dalam banyak hal mempunyai kemiripan dengan bangsa Indonesia. Lantas ditemukan Amerika. Yakni bangsa yang dimulai dari nol dan terdiri dari bangsa yang heterogen.
Pertama meniru Republik untuk mengakhiri kepolitikan kerajaan. Juga pemerintahan sistem presidensiil periodik. Saat itu belum ada sistem pemerintahan periodik di dunia ini kecuali Amerika Serikat dan kalau Indonesia berhasil maka menjadi negara kedua.
Kemudian tiruan lain adalah membuat semacam deklarasi kemerdekaan yang disebut Piagam Jakarta dan kemudian menjadi Teks Proklamasi. Sekarang dicantumkan sebagai mukadimah UUD 1945. (bersambung)

sumber:www.astaga.com

Saturday 5 September 2009

Penyusunan Kabinet Hampir Selesai

Golkar dan PDIP Masuk

Jakarta (ANTARA) - Kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyusun kabinet pemerintahan yang baru untuk periode 2009 - 2014 sudah mendekati final, setelah SBY melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai politik.
"Kabinet mendekati final. Pembicaran dengan partai sudah selesai. Tetapi penilaian terhadap menteri berprestasi pada kabinet kali ini juga menjadi pertimbangan.SBY untuk menyusun kabinetnya," kata seorang yang dekat dengan SBY di Jakarta, Sabtu.

Menurut sumber itu , SBY telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai politik termasuk dengan Partai Golkar, PDIP dan Gerindra untuk membentuk kabinet yang kuat secara kerja dan politik.

Sejumlah nama dari Partai Golkar seperti Agung Laksono, Muladi, Andi Mattalata dan Erlangga Hartarto masuk dalam daftar nama menteri kabinet yang sudah hampir final itu.

Sementara itu, nama Sekjen PDIP Pramono Anung dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga masuk dalam daftar itu. Nama ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto juga ada di dalam daftar.

Sementara nama menteri-menteri yang dinilai berprestasi dan dipertimbangkan tetap masuk dalam kabinet antara lain Purnomo Yusgiantoro, Bachtiar Chamsyah, Taufik Effendi, Hatta Rajasa, Mardiyanto, Hasan Wirajuda.
Kemudian, , Sri Mulyani Indrawati, Mari Elka Pangestu, Anton Apriyantono, MS Kaban , Jusman Syafei Djamal, Adhyaksa Dault, Fredy Numbery, Siti Fadillah Supari, Joko Kirmanto, Bambang Sudibyo, Jero Wacik , Meutia Hatta, Lukman Edy, Muhammad Nuh dan Sofyan Jalil.

Sedangkan nama baru yang masuk dalam daftar menteri itu adalah mantan Panglima TNI Purnawirawan Djoko Suyanto, Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto, Ketua Umum DPP Kadin Indonesia MS Hidayat, Ketua Bidang Ekonomi Partai Demokrat Darwin Z. Saleh,Soeripto (PKS) dan mantan Kapolri Soetanto.

Nama Dirjen Departemen PU Hermanto Dardak, Hidayat Nurwahid (PKS), Muhaimin Iskandar (PKB), Staf Khusus Presiden Kurdi Mustofa, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Sekjen Jaringan Nusantara Andi Arief, Sekjen DPD Siti Nurbaya, Wakil Walikota Surabaya Arif Afandi, tokoh Papua Velix Wanggai, juru bicara Presiden Andi Mallarangeng, Roestanto Wahidi Dirdjojuwono (Demokrat) dan Dirjen Kominfo Cahyana Ahmad Djayadi masuk dalam daftar itu.

Menurut sumber itu, masuknya nama calon menteri dari Golkar, PDIP dan Gerindra merupakan upaya SBY untuk menciptakan stabilitas politik di dalam dan di luar parlemen sehingga bisa menjadi sumber percepatan kebangkitan Indonesia.

"Partai yang memenuhi electoral treshold diberi kesempatan proporsional untuk bersama bekerja keras menuju Indonesia yang dicita-citakan. Selain itu juga untuk menciptakan persaingan yang normal antar partai ke arah persaingan yang sehat untuk 2014," katanya.

Sumber: Antara - Sabtu, 5 September 2009

Friday 4 September 2009

Sajak-sajak Yang Dimulai Dengan Salawat Kepada Nabi Yang Dikutip Dari Al-Barzanji

Oleh: Koentowidjoyo*)


(1)
Ya Tuhan, taburkan wangian
di kubur Nabi yang mulia
dengan semerbak
Salawat dan salam sejahtera

(2)
Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi
Supaya sejarah menjadi jinak
dan mengirim sepasang merpati

(3)
Khotbah-khotbah burung
memikat langit dan awan
menaburkan warna putih
pada mawar, dan
pada ruhMu, dan
pada ruhMu

(4)
Tuhan, dan Malaikat
mengijinkan merah
mencuci pagi
Lalu kabut-kabut menyentuh ujung langit
dan kuning membuka pintu hakikat
Ya Nabi, salamun’alaik,
Ya Rasul, salamun’alaik,
Ya Habibi, salamun’alaik,


(5)
Kusapa angin pagi di Ann Arbor
Ia bertanya kalau-kalau aku suka
keliling kota. Hari itu mendung
dan ia berjanji sungguh-sungguh,
tak kan membiarkan aku kehujanan
Habis, kami berdua sama-sama
ayat Tuhan

(6)
Aku percaya pada keajaiban oxigen
yang mengalir lewat darah
dan menyebarkan virus makrifat

(7)
Ya Allah
Ya Rasulullah
Ya Malaikat
Ya bukit-bukit
Ya batas-batas
Ya daun melayang
Ya burung mengigau
Ya tumbuh
Ya berkembang
Ya menghilang

(8)
Suatu hari kutemukan
burung di sangkar tempurung bungkam
Aku bertanya, dan dengan marah ia berkata:
“mereka yang melupakan Tuhan tak berhak mendengar burung bernyanyi”

(9)
Makrifat pohon
makrifat sungai
makrifat mawar
merangkai tasbih danau
melebur ruh jadi aku
melebur aku jadi nafas-Mu

(10)
Seperti rindu pohon
aku percaya pada yang merah
Dan Engkau, bersama ombak,
buih, dan nelayan
aku percaya pada jingga
Dan Engkau, bersama burung,
rumput, dan petani
aku percaya pada kuning
dan Engkau, bersama sauh, buih, dan perahu
aku percaya pad yang biru
dan Engkau, bersama rebana dan kecapi
aku percaya pada yang api
Dan Engkau, Bersama rindu kabut dan hutan
aku percaya pada yang ungu
DAN ENGKAU

*)Koentowijoyo(alm), adalah doktor di bidang sejarah, Guru Besar Fakultas Sastera UGM, Tulisan-tulisannya tentang Islam sangat banyak disukai banyak orang.

Thursday 3 September 2009

Lagu-Lagu Indonesia Yang Perlu Diklarifikasi Sebagai Jiplakan

Maaf, ini koreksi buat para musisi kita, Ternyata banyak lagu2 yang dilahirkan dari tangan2 musisi berbakat kita ditengarai sebagai JIPLAKAN, Apakah musisi kita juga PLAGIARISM?, berikut judul lagu2nya, yang saya kutif dari "forum" Kick Andy:

lgu-lag indonesia yg terkenal menjiplak lagu asing (courtesy of amed) :
- Ari Lasso (Tulus) => Bryan Adams (When You Love Someone)
- BIP (1000 Puisi) => U2 (I Still Haven’t Found What I’m Looking For)
- Boomerang (Gadis Extravaganza) => Guns N Roses (Welcome To The Jungle)
- Caffeine (Tiara) => U2 (Stay)
- Dewa (Arjuna Mencari Cinta) => U2 (I Still Haven’t Found What I’m Looking For) + The Police (Roxanne)
- Dewa (Pangeran Cinta) => Led Zeppelin (Immigrant Song)
- Dewa (Hadapi Dengan Senyum) => Queen (Let Us Cling Together)
- Ratu (Lelaki Buaya Darat) => Chantal Kreviazuk (Another Small Adventure)
- Sheila On 7 (Anugerah Terindah …) => Cat Stevens (Father & Son)
- Sheila On 7 (Karna Aku Setia) => Oasis ((What’s The Story) Morning Glory)
- Sheila On 7 (Kita) => Blur (Coffee & TV)
- Sheila On 7 (Percayakan Padaku) => The Beatles (Blackbird)
- Sheila On 7 (Saat Aku Lanjut Usia) => The Beatles (When I’m Sixty Four)
- Sheila On 7 (Seandainya) => Blur (No Distance Left To Run)
- Sheila On 7 (Temani Aku) => Oasis (She’s Electric)
- Sheila On 7 (Tunggu Aku Di Jakarta) => Oasis (Champagne Supernova)
- Syahrul Gunawan (LUPA JUDULNYA) => All 4 One (Smile Like Monalisa)
- Titi DJ (Bahasa Kalbu) => Nikka Costa (First Love)
- Titi DJ (Sang Dewi) => Garbage (The World Is Not Enough)
- Anda (Tentang Seseorang) => Coldplay (Don’t Panic)
- Bondan (Bunga) => Mel C (Never Be The Same Again)
- Caffeine (Hidupku Kan Damaikan Hatimu) => Saigon Kick (I Love U)
- Diah Iskandar (Surat Undangan) => The Jackson Five (I’ll Be There)
- Dewa (Satu Sisi) => Duran-Duran (Save A Prayer)
- Dhani & Chrisye (Jika Surga Dan Neraka) => Portishead (Glorybox)
- Element (Kupersembahkan Nirwana) => Theme 007
- Glenn Fredly (Cinta Silver) => Bachelor Number One (Dream I’m In)
- J-Rocks (Hampir Semua Lagunya) => Lagu-lagu L’Arc~en~Ciel
- Krisdayanti (Cobalah Untuk Setia) => Penny Taylor (Total Eclipse Of My Heart)
- Melly (Ada Apa Dengan Cinta => Mono (Life In Mono)
- Melly (Demikianlah) => Blink 182 (First Date)
- Melly (Dunia Milik Berdua) => Avril Lavigne (Sk8er Boi)
- Melly (Ku Bahagia) => Shades Apart (Stranger By The Day)
- Melly (Tak Tahan Lagi) => T.A.T.U (Not Gonna Get Us)
- Pas Band (Biarlah & Kumerindu) => The Nixons (Sister)
- Peterpan (Ada Apa Denganmu) => U2 (Bad) & Simple Plan (Every Time)
- Peterpan (Di Atas Normal) => Muse (Jimmy Cane)
- Potret (17 tahun) => The Cardigans (Carnival)
- Potret (Bagaikan Langit) => Weezer (The Good Life)
- Potret (Diam) => Weezer (Say It Ain’t So)
- Potret (Jadi Kekasihku (?)) => Ligthning Seeds (Lucky You)
- Potret (Mak Comblang) => Supergrass (Alright)
- Radja (Jujur) => The Radios (Teardrops)
- Radja (Tulus) => Stevie Wonder (Lately)
- Saint Loco (Microphone Anthem) => RUN DMC (Me Myself And Microphone)
- Seurieus (Rocker Juga Manusia) => Queensryche (Silent Lucidity)
- Sheila On 7 (Berhenti Berharap) => Steel Heart (Mama Don’t Cry)
- Slank (Bim-Bim Jangan Nangis) => Lagunya Rolling Stone (lupa judulnya)
- T-Five (MIRc) => House Of Pain (Jump Around)

Kalau demikian KAPAN Musik Indonesia MAJU?

Wednesday 2 September 2009

Obama Akui Besarnya Peran Umat Muslim Amerika


VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menegaskan kontribusi warga muslim Amerika bagi kemajuan negeri Paman Sam. Bagi Obama, komunitas muslim telah memperkaya budaya Amerika.

Demikian ungkap Obama dalam acara buka puasa (Iftar) bersama di Gedung Putih, Washington DC, Selasa malam 1 September 2009 (Rabu pagi WIB). Acara itu dihadiri para tokoh Muslim Amerika, sejumlah politisi, dan beberapa duta besar (Dubes) negara-negara sahabat, termasuk Dubes Indonesia, Sudjadnan Parnohadiningrat.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi ABC, dalam acara di ruang State Dining Room, Obama menjelaskan bahwa kontribusi umat Muslim bagi Amerika Serikat terlalu banyak untuk bisa dikatalogkan. "Muslim Amerika sukses dalam bidang bisnis dan hiburan, seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dan kedokteran. Melebihi itu semua, mereka merupakan orang tua yang berhasil, tetangga yang baik, dan warga negara yang aktif," kata presiden yang baru merayakan ulang tahun ke-48 pada Agustus lalu.
Obama memberikan penghormatan khusus bagi Kareem Khan, yang berkorban karena tewas dalam tugas di Irak; Nashala Hearn, yang berhasil memperjuangkan penggunaan hijab di sekolah; Bilqis Abdul-Qaadir yang memegang rekor skor terbanyak sebagai pemain basket SMA di Massachusetts.
Obama pun memuji petinju legendaris Muhammad Ali, yang disebut sebagai "pria bermartabat, tenang, dan terus berjuang untuk memperjuangkan semua hal yang dia yakini". Sayang, Muhammad Ali sendiri tidak bisa hadir dalam jamuan buka puasa tersebut.

Obama mengatakan, tradisi buka puasa di Gedung Putih ini merupakan tradisi mantan Presiden George Bush yang menyelenggarakan delapan kali iftar di Gedung Putih. Itu merupakan bagian dari upaya Bush untuk mengungkapkan bahwa Amerika tidak berperang melawan Islam, tetapi melawan kalangan ekstrim.

Obama juga memiliki anggota keluarga beragama Islam, serta pernah menghabiskan masa kecil di Indonesia di mana dia mempelajari agama Kristen dan Islam di sekolah.