Tuesday 21 July 2009

KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W.

KHUTBAH INI DISAMPAIKAN PADA 9 ZULHIJJAH TAHUN 10 HIJRAH DI LEMBAH URANAH, GUNUNG ‘ARAFAH

Ary@sosman

Wahai manusia dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan !!!
Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti akan membuat perhitungan atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba’, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba’ hendaklah dibatalkan mulai sekarang.

Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas para isteri kamu, mereka juga mempunyai atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.

Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini. Sembahlah Allah, dirikanlah solat lima kali sehari, berpuasalah di Bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dan harta kekayaan kamu dan kerjakanlah ibadah haji sekiranya mampu.

Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan amal soleh.

Ingatlah bahawa kamu akan mengadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan atas segala apa yang telah kamu lakukan. Oleh itu, awasilah tindak-tanduk kamu agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah disampaikan kepada kamu.

Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku.

Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku ini menyampaikannya pula kepada orang lain dan hendaklah orang yang lain itu menyampaikannya pula kepada orang lain dan begitu seterusnya. Semoga orang yang terakhir yang menerimanya lebih memahami kata-kataku ini dari mereka yang mendengar terus dariku.

Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya aku telah sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu.

Sunday 12 July 2009

Kemenangan SBY Karena Faktor “Cinta”


Oleh : Arya Sosman

Soesilo Bambang Yudoyono, atau lebih dikenal dengan nama SBY, sosok manusia Indonesia yang sangat fenomenal. Awalnya kemenangan yang diraih pada Pilpres 2004, dengan mengalahkan Amien Rais, Megawati, Wiranto dan Hamzah Haz, dicurigai sebagai akibat dirinya “dizalimi” oleh Presiden RI saat itu, Megawati Soekarno Putri. Penzaliman itu mengakibatkan tumbuhnya rasa simpati pada SBY.

Betul rasa simpati itu benar-benar mengalir dari rakyat saat itu – tapi pertanyaannya mengapa perasaan simpati itu begitu kuat bagi seorang SBY? – bukankah saat itu ia belum dipandang sebagai tokoh yang dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar Indonesia lainnya, seperti Amien Rais, Gus Dur, Nurchalis Majid, Habibie, Sri Sultan, Megawati dan Wiranto, melainkan ia hanya dikenal sebagai Menteri dan atau prajurit yang pintar dan baik. SBY juga tidak memiliki modal sosial politik karena tidak punya massa, tidak punya media masa, tidak punya partai, tidak memimpin organisasi besar yang kesemuanya dapat dijadikan sebagai alat untuk pencitraan. SBY juga bukan keturunan bangsawan, bukan dari anak Raja zaman dahulu, bukan hartawan, bukan pengusaha – dia dari orang-orang kebanyakan.

Bagi saya rasa simpati itu hanya sekedar penunjang dari berbagai faktor kemenangan SBY:
1. SBY adalah tokoh yang dianggap merefresentasikan antara “tentara – intelektual dan sedikit symbol Orde Baru ”. Saat itu di kalangan rakyat masih kuat keinginan untuk kembali ke Orde Baru akibat reformasi yang dianggap kebablasan (jawa=kelewatan), tetapi karena mengembalikan Orde Baru merupakan sesuatu yang mustahil maka SBY dipandang sebagai jalan tengahnya.
2. Sebagai tentara, dia pandang mampu mengatasi keamanan. (bagi rakyat kecil keamanan lebih diartikan sebagai bebasnya negara ini atas demonstrasi-demonstrasi, sedangkan keamanan yang dimaksud bagi kaum elit adalah ancaman disintegrasi bangsa (Aceh, Papua, Maluku saat itu meradang ingin merdeka) – Rakyat percaya urusan keamanan hanya militer ahlinya.
3. Sebagai intelektual, SBY bukan sekedar prajurit yang hanya mampu berperang namun ia adalah seorang pemikir yang memiliki gagasan-gagasan cemerlang untuk kemajuan bangsa dan Negara. Gagasan itu telah ditunjukkan dalam kecemerlangannya membuat konsep reformasi ABRI. Bahkan ditengah kesibukannya ia berhasil mendapatkan gelar Doktor di IPB, sebuah gelar tertinggi bagi orang-orang berilmu.
Waktu itu ada perasaan jenuh dipimpin oleh tentara tetapi persoalannya para tokoh sipil dianggap gagal menjadikan Negara ini aman (liat saja sejak Habibi, Gus Dur dan Mega, tiada hari tanpa demonstrasi). Disatu pihak dibutukan figure intelektual. Figur ini di kalangan tentara dianggap langka.
Bagi rakyat SBY adalah perpaduan dari semuanya.

Sekarang, pada Pilpres 2009, dia berhasil mengalahkan pesaingnya secara telak. Dia berhasil menjadi yang terkuat, walaupun para pesaingnya telah menggunakan berbagai cara melumpuhkan pengaruhnya. Upaya pelumpuhan ini secara nyata dilakukan oleh Megawati melalui serangan BLT, misalnya, baik sejak sebelum masa pendaftaran Pilpres sampai dengan saat-saat terakhir kampanye. Tetapi seluruh upaya itu nampak sia-sia, justeru Mega dituduh manusia pendendam, tidak cerdas. SBY tetap yang terkuat.
Para pengamat dan lawan politiknya berusaha mencari-cari alasan kemenangan SBY, namun bagi saya, alasan-alasan itu saya anggap lebih bersifat apologis bahkan memaksakan gambaran yang tidak sesungguhnya. Diantara alasan-alasan itu bahkan banyak yang bersifat “tuduhan”, misalnya adanya tuduhan SBY melakukan Penggiringan opini melalui survey, adanya operasi gelap (silent operation), kecurangan Daftar Pemilih Tetap (DPT), dana kampanye yang sangat besar, SBY Boediono didukung oleh Barat untuk mengamankan konsep neoliberalisme dan sebagainya.

Apakah seluruh tuduhan itu ada yang terbukti? – jawabannya TIDAK!

Saya berpendapat bahwa kemenangan SBY disebabkan oleh “kekuatan personalnya”, dia adalah tokoh yang dicintai rakyat. Sebagai tokoh yang dicintai maka akan menimbulkan efek terbalik bagi para pengeritiknya – terutama yang tidak konstruktif. Semakin dikritik ia semakin mendapatkan pembelaan, semakin dituding ia semakin dicintai, semakin dijatuhkan ia semakin dihormati, semakin dicemooh simpati rakyat semakin mengalir. Itulah fakta SBY, si manusia pilihan.

Wednesday 8 July 2009

Menyaksikan Orang-orang Berkualitas Memang Menakjubkan

oleh: Aarya Sosman

Kurang lebih 3 jam tadi malam saya menyaksikan upacara pemakaman Michael Jackson yang mengagumkan itu. Ketika Mariah Cary tampil total membawa lagu hit Jackson sekitar tahun 70an, "I'll Be there" semua terdiam, syahdu, histeris dan tepuk tangan yang bergemuruh. Penampilan Mariah Cary hampir sempurna karena itu ia memukau. Suasana ini berlanjut ketika Stevie Wonder, penyanyi dunia tuna netra yang luar biasa itu menumpahkan segala emosinya melalui suara emasnya, "Never Dreamed You'd Leave in Summer" yang terkenal pada era 70an

"Ini merupakan momen yang kuharapkan tidak ingin kuhampiri, tetapi lebih dari apa yang dapat kusampaikan, aku menyadari bahwa Tuhan baik," kata Wonder. "Dan aku benar-benar mengetahui bahwa sejauh yang kita rasakan dan alami, kita memerlukan Michael bersama kita, Tuhan mungkin lebih memerlukannya," ujarnya.

Tidak adil rasanya dalam kesempatan ini untuk tidak menyebut Lionel Richie, Jenifer Hudson, serta penyanyi-penyanyi kelas dunia lainnya, mereka adalah orang-orang luar biasa yang turut mengumandangkan kepiluannya lewat lagu yang menyihir para pelayat dan para pemirsa seluruh dunia.

Proses penghormatan terakhir terhadap Jacko tidak lepas dari linangan air mata saat kakak Jacko, Jermaine, membawakan lagu favorit adiknya itu, "Smile" Setelah berjuang untuk tidak menangis dengan membawakan lagu itu, Jermaine dipeluk oleh beberapa saudaranya saat beranjak meninggalkan panggung.

Itu adalah sederetan orang-orang berkuaitas yang berkiprah di dunia musik. Menarik pula mereka-mereka yang telah memberikan sambutannya pada malam itu dengan kalimat-kalimat yang menyentuh dan cerdas menggugah setiap perasaan orang yang mendengarnya - mereka orang-orang jenius yang menghasilkan karya-karya mengagumkan dan fenomenal, itulah kalimat yang harus saya sampaikan.

Memang, orang-orang berkualitas selalu menjadi motivator, insfirator dan inventor dunia ini, mereka adalah manusia pilihan, pilihan Tuhan yang terus dikenang sepanjang dunia ini hidup. Mereka adalah para pengubah sejarah, menentukan putih hitamnya dunia. Belum pernah ada orang bodoh bisa mengubah dunia.
Karena itu sesungguhnya, jujur, dunia ini sejak lahirnya, adalah milik orang-orang berkualitas.

Selalu menakjubkan menyaksikan orang-orang berkualitas - Michail Jackson adalah salah satunya.

Selamat Jalan Jacko!