Berbagi ilmu, berbagi informasi, berbagi pengalaman untuk sebuah kematangan intelektual Indonesia Raya
Friday 22 May 2009
Visi 3 Calon Presiden
Ada 3 pasangan yang akan bertarung, yakni Yusuf Kalla-Wiranto, SBY-Boediono dan Megawati Sukarno Putri-Prabowo Subianto. Ketiga pasangan ini diperkirakan akan bersaing ketat, karena masing-masing memiliki kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh. Dari hasil-hasil poling kita ketahui pasangan SBY/Boediono masih menduduki tempat tertinggi dibanding kedua rivalnya. Akan tetapi JK-Wiranto akhir-akhir ini, yang semula sangat tidak diunggulkan, menurut hasil polling terbaru secara mengejutkan menyusul ke dua rivalnya bahkan tim suksesnya yakin akan kemenangannya.
Salah satu stasiun televisi, TVONE, bekerjasama dengan Kadin, melakukan acara "Presiden Pilihan" sebuah acara yang didisain untuk mendiskusikan visi/misi para Capres. Secara berturut-turut selama 3 hari ke tiga Capres telah menyampaikan visinya di depan anggota KADIN. Saya kira dari sisi komiten dan tujuan ketiganya hampir sama, yakni mengusung ekonomi kerakyatan dan bisa menerima sistem pasar bebas dengan proteksi yang ketat untuk rakyat. Akan tetapi dari segi substansi dan cara penyampaian yang paling mengecewakan saya pribadi adalah Megawati. Hampir seluruh pertanyaan KADIN tidak bisa dijawab secara baik.
Sementara SBY dan JK tampil meyakinkan dengan bobot intelektual yang sejajar akan tetapi dengan still yang berbeda. SBY lebih bernuansa akademis, dia mengesankan seorang dosen yang sedang memberi kuliah di depan mahasiswanya, sedangkan JK lebih bergaya kerakyatan dan populis, lebih menggambarkan kepemimpinan yang partisipatif. Artinya bahwa SBY dan JK adalah 2 calon Presiden yang paling pantas untuk menang, karena mereka telah berhasil meyakinkan rakyat akan visinya.
Seorang pemimpin apalagi Presiden wajib memiliki kemampuan untuk membahasakan gagasan-gagasannya, bahkan menurut para ahli justeru kemampuan ini yang lebih penting daripada intelektualnya. Ini pernah terjadi pada salah seorang Presiden Amerika (maaf saya lupa namanya), sang Presiden AS ini secara intelektual biasa-biasa saja tetapi berhasil membangun Amerika. Keberhasilannya tersebut bukan karena kecerdasannya tetapi karena komunikasinya yang baik.
BANGSAKU HARUS CERDAS MAKA PEMIMPINKU HARUS LEBIH CERDAS!
Thursday 21 May 2009
MIGRASI TV ANALOG KE DIGITAL
TV dikembangkan menggunakan sinyal digital yaitu rangkaian 0 dan 1 yang biasa disebut DTV atau Digital Television. Semua hal yang berhubungan dengan DTV menggunakan system digital, yaitu transmisi digital, camera digital dan receiver digital. Mungkin kita sudah sering mendengar tentang TV Satelit dan TV Kabel digital, tetapi sebenarnya kedua TV tersebut tidak termasuk TV Digital karena kedua TV ini masih menggunakan sinyal analog yang diubah menjadi sinyal digital untuk ditransmisikan kemudian mengubahnya kembali menjadi sinyal analog agar bisa dilihat oleh pemirsa.
Karena metode broadcastnya menggunakan sistem digital (pengirimannya memakai kode biner) maka diklaim mampu memberikan gambar yang lebih tajam dan suara yang lebih jernih. Metode ini mampu mengirim gambar mulai 1280 × 720 piksel/progressive scan (disingkat 720p) hingga 1920 × 1080 piksel/interlaced mode (disingkat 1080i). Siaran ini ditampilkan dalam rasio 16:9 (Mode Layar Lebar).
Satu channel TV bisa memberikan beragam informasi secara bersamaan. Bahkan konten non-video seperti data, juga bisa dikirim dan diterima secara bersamaan oleh pemirsa. Hal ini membuka peluang jaringan internet lewat TV. Bandwidth yang disediakan mampu mencapai 2.5 MB/s (bandingkan dengan ADSL Speedy yang “cuman” 384Kbps).
Tentu TV Digital menjadi lebih menarik daripada TV Analog.
Sedangkan TV Analog mempunyai metode yang berbeda-beda, tergantung negara yang menggunakannya. Untuk Indonesia, metode yang digunakan adalah PAL.
Untuk beralih ke digital, ada 2 alternatif yang harus kita lakukan; 1). Mengganti TV yang ada sekarang dan menggantinya dengan TV digital, 2).Tidak perlu mengganti TV, yang diperlukan hanya membei alat bantu (decoder) berupa Set Top Box (STB).
Pemasangan STB sangat mudah, yaitu kabel antenna yang semula langsung ke TV dilepas, dimasukkan ke STB ini kemudian output STB berupa Audio dan Video (A/V) tinggal dimasukkan ke Video input TV kita. Harganya diperkirakan berkisar antara Rp.200.000 - Rp.500.000 dan harga ini tentu suatu saat akan semakin murah karena produksi yang semakin banyak.
Thursday 14 May 2009
Hasil Pemilu 2009
Mataram, 14 Mei 2009, Akhirnya KPU menetapkan hasil Pemilu 2009 dengan hasil yang sangat mengejutkan. Partai Demokrat yang pada Pemilu 2004 hanya memperoleh 55 kursi pada Pemilu 2009 ini meraih jumlah kursi tertinggi, yakni 150 kursi, sementara Golkar yang dulu menjadi Partai pemenang harus rela duduk pada posisi kedua. Pada Pemilu 2004 Golkar meraih kursi 128 kini harus kehilangan 21 kursi . Demikian juga dengan PDIP yang pada Pemilu sebelumnya memperoleh 109 kursi kini hanya mendapat 95 kursi atau kehilangankursi sebanyak 14.
- Partai Demokrat 150 (sebelumnya 148)
- Partai Golkar 107 (sebelumnya 108)
- PDIP 95 (sebelumnya 93)
- PKS 57 (sebelumnya 59)
- PAN 43 (sebelumnya 42)
- PPP 37 (sebelumnya 39)
- PKB 27 (sebelumnya 26)
- Gerindra 26 (sebelumnya 30)
- Hanura 18 (sebelumnya 15)
Menurut anggota KPU I Gusti Putu Artha, kesalahan angka tersebut disebabkan human error ketika menampilkan data saat pengumuman 9 Mei lalu. Dalam waktu dekat, tak lebih dari 3 hari, KPU akan menetapkan perolehan kursi tersebut sehingga memiliki kekuatan hukum tetap.
Partai 2004 2009 Naik/Turun (+/-) 1. Demokrat 55 150 95 2. Golkar 128 107 -21 3. PDIP 109 95 -14 4. PKS 45 57 12 5. PAN 53 43 -10 6. PPP 58 37 -21 7. PKB 52 27 -25 8. Gerindra - 26 - 9. Hanura - 18 - J u m l a h 550 560 -
Wednesday 13 May 2009
SBY LEMAH DALAM KOMUNIKASI
Monday 11 May 2009
Politik dan Perempuan Indonesia
Sunday 10 May 2009
Soetrisno Bachir Jangan Mundur
Hal itu dia lakukan untuk menganulir pertemuan antara Soetrisno Bachir dengan Prabowo, yang menurut media mereka telah sepakat melakukan koalisi yang salah satu wujudnya adalah Prabowo bersama Soetrisno Bachir maju sebagai Capres/Cawapres pada Pemilu Presiden.
Oleh karena adanya dua pertemuan yang awal dan ujungnya berbeda tersebut maka para elit PAN turun tangan mencari titik temu garis yang bersifat horizontal tersebut menjadi mengerucut. Dan pada akhirnya di DPP PAN terjadi pertemuan antara pihak MPP - DPP dan DPW seluruh Indonesia. Amien Rais dan Soetrisno Bachirpun hadir.
Dalam pertemuan tersebut disepakati Pembicaraan masalah koalisi akan dibahas dalam Rakernas. Ternyata Rakernas yang "menurut beberapa sumber" seharusnya berlangsung di Jakarta tetapi secar mendadak dialihkan ke Yogya.
Sehari sebelum berlangsung, Soetrisno Bachir dan Amien Rais melakukan kesepakatan bahwa Rakenas Yogya hanya mencari masukan/brain stowrming dan sama sekali bukan mengambil keputusan. Tetapi ternyata pertemuan tersebut dicurigai telah direkayasa oleh Hatta Rajasa untuk memaksakan agar Rakernas tersebut menghasilkan keputusan untuk berkoalisi dengan Demokrat dan mengusulkan Hatta Rajasa sebagai Calon Wakil Presiden yang akan mendampingi SBY dalam Pilpres nanti. Entah kecurigaan itu benar atau tidak, yang pasti bahwa dalam Rakernas itu menghasilkan keputusan seperti itu.
Sekalipun Rakernas itu dibuka oleh Soetrisno Bachir tetapi waktu penutupannya hanya dilakukan oleh Wakil Sekjen karena Sutrisno Bachir sudah pulang duluan ke Jakarta beserta rombongan DPP yang lain. Kepergian Soetrisno Bachir tentu saja menyiratkan kekecewaannya atas Rakernas yang menyimpang dari kesepakatan awal tersebut.
Sekarang sudah nyata PAN terbelah, antara kubu Hatta Rajasa plus Amien Rais dengan kubu Soetrisno Bachir plus beberapa pengurus DPP.
Reaksi yang nyata dari Soetrisno Bachir adalah adanya kabar "akan mengundurkan diri" dari ketua DPP.
Jika ini benar maka:
1. PAN teah gagal melakuan konsolidasi internal
2. Akan ada muncul tuduhan kepada: (1) Soetrisno Bahir sebagai orang yang ambisius, (2).Amien Rais sebagai orangyang tidak konsisten dan terlalu mendikte DPP PAN, (3).Hatta Rajasa akan dituding sebagai aktor intelektual perpecaan ini.
3. PAN akan mendapatkan citra yang buruk, yakni sebagai partai yang ternyata tidak profesional. PAN akan dianggap sebagai partai yang hanya mementingkan golongannya
4. PAN akan sulit berkembang jika citra para elitnya seperti itu. Padahal PAN selama ini dianggap sebagai partai yang sangat stabil, jauh dari kesan konflik.
5. Para Kader PAN yang ada sekarang akan mengalami disorientasi figur, mereka akan gamang sehingga dampaknya nanti dalam setiap pengabilan keputusan rentan untuk direkayasa, dibayar atau mereka sangat pragmatis.
Untuk itu jika Soetrisno Bachir masih mau menatap ke depan untuk partai ini, seharusnya wacana atau niatan mengundurkan diri itu dijauhkan dari benaknya. Hal ini untuk menyelamatkan Soetrisno Bachir, Amien Rais dan PAN
ADA APA DENGAN ANTASARI
Tapi tiba-tiba simbol itu pupus dalam pertanyaan.Ketika kita menyaksikan Antasari harus ditahan oleh pihak kepolisian (Kapolda) karena diduga tersangkut pembunuhan berencana atas Nasruddin, pengusaha sukses asal Makasar.
Akan tetapi publik termasuk saya sendiri, masih meragukannya. Ada alasn-alasan logis yang mendukung:
- Ada SMS dari Antasari yang bernada ancaman masuk ke HP Nasrudin (alm). di akhir kalimat ancaman tersebut tercantum nama berinisial AA. inisial ini diartikan Antasari Azhar. Pertanyaannya Apakah mungkin Antasari membuat SMS sebodoh itu, padahal kita tau Antasari sangat memahami dirinya dan aparat2 penegak hukum lainnya termasuk menjadi sasaran penyadapan sehari-harinya. Jadi apakah Antasari senaif itu berbuat?
- Para pihak yang diduga salah satunya adalah Mantan Kapolres Jakarta, Wiliardi Wizar, seorang perwira yang berprestasi besar. Dia diduga dipandang sebagai pengatur strategi(perencana). Para analis inteljen atau para pakar strategi, menilai skenario pembunuhan terhadap Nasrudin terlalu amatiran, jauh dari kesan propesional. Padahal menurut salah seorang mantan Kapolres, seorang KaPolres sudah dikader untuk melakukan perencanaan di bidang keamanan termasuk di dalamnya gerakan penghilangan nyawa seseorang.
- Atau mereka (antasari + Wiliardi Wizar) memang sengaja membuat skenario yang bodoh? untuk mengecoh para analis?
Lalu ada apa dengan Antasari Azhar?
Wednesday 6 May 2009
Indonesiaku
Kata kata itu begitu menyedihkan, tetapi itu benar.
Saya tidak melihat ada orang Indonesia saat ini bangga dengan Indonesianya, karena kita telah mengalami ketertinggalan dalam banyak hal. Masa depan yang pernah dijanjikan oleh Rezim Soeharto ternyata tak pernah berujung, kita hanya bisa menjadi bangsa pemimpi dan penghayal.
Reformasi yang datang memberikan sejuta harapan sampai saat ini hanya bisa mempertontonkan kebobrokan, luka bangsa, kemiskinan rakyat, pemberontakan, kemarahan dan korupsi.
Wajarlah....., jika Taufiq Ismail menyatakannya.